Jumat 19 Mar 2021 13:22 WIB

Menteri Basuki Minta Pemeliharaan Tol Terus Diperhatikan

Basuki sebut jika ada pembangunan yang menguntungkan, diutamakan ke swasta.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta badan usaha jalan tol (BUJT) dapat terus memperhatikan pemeliharaan jalan tol. Hal tersebut dia sampaikan saat meresmikan Jalan Tol Ujung Pandang Seksi 3 atau dikenal dengan Jalan Tol Layang Andi Pangeran (AP) Pettarani Kota Makassar, Sulawesi Selatan sepanjang 4,3 kilometer.

“Dengan beroperasinya Tol AP Pettarani ini, pesan saya hanya satu yakni lakukan pemeliharaan jalan tol dengan baik. Sekali lagi, dengan pemeliharaan yang baik semoga Tol AP Pettarani lebih awet dan bisa menjadi ikon baru di Kota Makassar," kata Basuki dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (19/3).

Menurutnya, investasi pembangunan Tol AP Pettarani merupakan salah satu contoh inovasi pembiayaan infrastruktur oleh pihak swasta untuk mendorong iklim investasi di Indonesia. Sekaligus juga tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD).

“Ini bagian dari kebijakan Pemerintah tentang prioritas investasi di Indonesia. Jadi kalau ada pembangunan infrastruktur yang secara ekonomis dan finansial lebih menguntungkan, itu harus diutamakan ke swasta,” jelas Basuki.

Peresmian tol tersebut sekaligus sebagai tanda beroperasinya jalan tol yang menghubungkan Kota Makassar dengan Pelabuhan Petikemas Soekarno Hatta Makassar dan Bandara Sultan Hassanudin. Tol tersebut sudah beroperasi mulai Kamis (18/3).

Ruas Tol AP Pettarani dikelola oleh BUJT PT Margautama Nusantara (MUN) melalui anak usahanya PT Makassar Metro Network (MMN) dengan nilai investasi sebesar Rp 2,24 triliun. Proyek Tol Layang AP Pettarani mulai dibangun sejak April 2018 dilengkapi dengan 74 pier pada jalan utama, 55 pier pada ramp dengan jumlah box girder sebanyak 2.752 box.

Tol Layang tersebut menghubungkan simpul pusat perekonomian, kawasan industri, dan perkantoran di Kota Makassar dengan Bandara Sultan Hassanudin dan  Pelabuhan Petikemas Soekarno Hatta Makassar.

Dengan begitu, ruas tol tersebut dapat memperkuat peran Kota Makassar sebagai pusat pertumbuhan maupun pusat pelayanan jasa dan distribusi logistik Wilayah Indonesia Timur.

“Selain itu juga menjadi salah satu solusi untuk mengurai kemacetan lalu lintas yang selama ini terjadi di jalan arteri sekitar Kawasan Panakkukang dan Rappocini,” jelas Basuki.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement