REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor, Ade Yasin memprediksi jika Jalur Puncak II sudah terbangunmaka hal itu bisa menurunkan 50 persen kemacetan di kawasan Cisarua, sehingga diharapkan ada efisiensi jarak tempuh sekitar 16 persen.
"Dengan adanya jalur puncak II, diharapkan ada efisiensi jarak tempuh sekitar 16 persen dan menurunnya tingkat kemacetan Kawasan Puncak sebesar 50 persen," kata Ade.
Hal itu karena , saat ini, setiap akhir pekan volume kendaraan yang melintasi Kawasan Puncak mencapai 28 ribu unit per hari. Padahal, sepanjang 23 kilometer Jalur Gadog-Puncak Pas idealnya hanya menampung 12 ribu kendaraan per hari.
Ade Yasin optimistis jalur yang juga disebut sebagai Poros Tengah Timur (PTT) itu dapat berimplikasi positif pada aspek ekonomi, yakni mengangkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Timur Kabupaten Bogor.
Kini, ia berharap pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun proyek tersebut setelah Pemerintah Provinsi Jawa Barat batal memberikan dukungan pendanaan.
Sementara itu, Komite Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, Gus Udin menyebutkan bahwa Jalur Puncak II nantinya akan memudahkan akses tiga provinsi, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
"Jalur Puncak II selain sebagai solusi kemacetan Kawasan Puncak juga dapat menghidupkan kembali pariwisata di Cianjur yang sekarang sedang terpuruk karena dampak dari kemacetan Puncak," tuturnya.