REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Panglima militer Pakistan, Jenderal Qamar Javed Bajwa, meminta pesaing mereka, India untuk mengubur masa lalu dan bergerak menuju kerja sama. Upaya ini dapat membuat kondisi kedua negara bertetangga ini semakin baik menyusul pengumuman gencatan senjata bersama yang tak terduga bulan lalu antara militer kedua negara.
"Kami merasa sudah waktunya mengubur masa lalu dan bergerak maju," kata Bajwa dalam pidatonya di sebuah konferensi di Islamabad yang dimaksudkan untuk menyoroti kebijakan keamanan baru pemerintah Pakistan, pada Kamis (18/3).
Tapi, Jenderal Bajwa menekankan, beban ada pada India untuk menciptakan lingkungan kondusif. Dia pun menilai, Amerika Serikat (AS) memiliki peran untuk dimainkan dalam mengakhiri konflik regional. "Tapi ... tetangga kita (India) harus menciptakan lingkungan yang kondusif, terutama di Kashmir yang diduduki India," kata Jenderal Bajwa.
Tentara yang kuat telah memerintah negara itu selama hampir setengah dari 73 tahun kemerdekaan Pakistan. Militer telah lama mengendalikan kebijakan luar negeri serta keamanan.
India dan Pakistan sama-sama menguasai sebagian wilayah Kashmir utara, tetapi keduanya mengeklaim wilayah Himalaya secara penuh yang telah menjadi sumber sebagian besar konflik di antara keduanya.
Hubungan memburuk pada 2019 setelah Delhi mencabut bagian Kashmir dari status khusus yang telah lama ada di bawah konstitusi India. Kedua negara bersenjata nuklir ini telah berperang tiga kali ketika mereka mengirim pesawat tempur ke wilayah masing-masing.