REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo meluncurkan 36 produk dan inovasi yang siap dikomersialisasikan. Produk-produk tersebut dipamerkan di halaman gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS, Jumat (19/3).
Berbagai produk dan inovasi tersebut merupakan hasil penelitian dan pengabdian maayarakat yang dilakukan para dosen UNS. Peluncuran prpduk-prpduk tersebut sekaligus memperingati Dies Natalis ke-45 UNS.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UNS, Kuncoro Diharjo, mengatakan, peluncuran dan pameran produk riset dan inovasi tersebut dilaksanakan lantaran adanya kesulitan mendapatkan undangan dari pihak luar untuk partisipasi di pameran nasional. Selain itu, iklim riset dan inovasi masih dominan bergerak pada tahapan riset terapan yang maksimal capaiannya hanya berupa prototipe produk. Semestinya, prototipe produk tersebut dilanjutkan risetnya sampai layak komersial.
Awalnya jumlah produk yang didaftarkan oleh inventor (pemilik karya intelektual) ada 71 produk. Selanjutnya dilakukan komunikasi secara daring yang membahas ketentuan produk yang akan diluncurkan harus benar-benar siap dipasarkan."Jadi tidak sekadar punya produk bagus tapi ketika costumer minta tidak sanggup memenuhi," ucap Kuncoro kepada wartawan di sela-sela acara pameran tersebut.
Dia berharap, para dosen dan peneliti di UNS terdorong untuk melakukan riset secara berkelanjutan sampai hilirisasi. Dia juga mendorong agar riset dan inovasi menggandeng mitra untuk produksi massal. "Tidak mungkin UNS jadi pabrik, jadi harus bersinergi dengan mitra untuk produksi," tandasnya.
Sementara itu, Rektor UNS, Jamal Wiwoho, dalam sambutannya mengatakan, inovasi merupakan energi untuk menciptakan perubahan, solusi untuk mengatasi permasalahan, serta modal untuk memenangkan persaingan. Karenanya, setelah berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) UNS bergegas membentuk divisi Inovasi dan Hilirisasi.
Dia mengingatkan kepada para dosen agar jangan sampai kegiatan riset dan pengabdian masyarakat sekadar menggugurkan kewajiban sebagai dosen dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Saya mendorong riset-riset UNS menjadi sebuah inovasi-inovasi dan setelah itu hilirisasi dan komersialisasi. Karena itu, riset-riset UNS diharapkan mendorong inovasi sampai hilirisasi, dan agar ke depan UNS terkenal dengan inovasi-inovasi dan hilirisasi," terang Jamal.
Guru besar Fakultas Hukum UNS tersebut menyatakan apresiasi terhadap 36 produk siap komersial dalam pameran tersebut. Terlebih dengan status PTNBH yang diberikan otonomi untuk melakukan lompatan inovasi dan hilirisasi. Karenanya, dia mengapresiasi upaya lompatan strategis yang dilakukan dosen dan peneliti di UNS untuk mendorong akselerasi hilirisasi produk hasik riset. "Karena ini sangat relevan dan menjadi arus utama transformasi UNS menjadi PTNBH. Berbagai negara saat ini berlomba menjadi negra terdepan dalam bidang riset dan inovasi," pungkas Rektor.