Jumat 19 Mar 2021 16:48 WIB

China Buka Sidang Pertama Warga Kanada Dituduh Mata-Mata

Kanada sebut pejabat konsulernya tidak diberi izin untuk menghadiri persidangan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Palu Hakim di persidangan (ilustrasi)
Palu Hakim di persidangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DANGDONG -- China akan mulai membuka persidangan pertama pada Jumat (19/3) waktu setempat pada salah satu dari dua warga Kanada yang ditahan selama dua tahun atas tuduhan mata-mata. Ini dinilai sebagai pembalasan nyata dari China atas penangkapan oleh Kanada terhadap seorang eksekutif senior telekomunikasi China.

Kanada mengatakan, pejabat konsulernya tidak diberi izin untuk menghadiri persidangan meskipun ada beberapa permintaan. Pihak Kanada hanya diinformasikan, sidang pengadilan untuk Michael Spavor akan diadakan pada Jumat. Sementara, sidang untuk Michael Kovrig akan menyusul pada Senin mendatang.

Baca Juga

Trotoar dekat kompleks pengadilan terlihat dipenuhi tanda larangan pita polisi. Banyak wartawan dijauhkan saat mobil polisi dan van dengan lampu berkedip memasuki kompleks pengadilan yang terletak di samping Sungai Yalu yang memisahkan China dari Korea Utara.

"Pemberitahuan resmi yang diterima dari otoritas China menunjukkan, persidangan ini tertutup untuk publik dan media," kata juru bicara Urusan Global Kanada, Christelle Chartrand, seperti dikutip laman Channel News Asia, Jumat.

Spavor dan Kovrig ditahan pada Desember 2018, beberapa hari setelah eksekutif Huawei Meng Wanzhou ditangkap atas permintaan Amerika Serikat (AS) di Bandara Vancouver, British Columbia. Keduanya didakwa pada Juni 2020 karena melakukan kegiatan mata-mata di bawah undang-undang keamanan nasional China.

Spavor merupakan seorang pengusaha dengan bisnis yang berhubungan dengan Korea Utara. Dia dituduh sebagai mata-mata entitas asing dan secara ilegal memberikan rahasia negara. Kovrig merupakan analis dan mantan diplomat, yang dituduh sebagai mata-mata rahasia negara dan intelijen bekerja sama dengan Spavor.

Jaksa penuntut belum merilis perincian dakwaan dan proses persidangan dalam kasus keamanan nasional umumnya dilakukan secara tertutup. Surat kabar milik negara Global Times mengatakan, Kovrig dituduh menggunakan paspor biasa dan visa bisnis untuk memasuki China untuk mencuri informasi sensitif dan intelijen melalui kontak di China sejak 2017, sementara Spavor dituduh sebagai sumber intelijen utama untuk Kovrig.

China telah menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat Meng. China mengatakan, AS merekayasa penahanannya sebagai bagian dari upaya menahan kebangkitan China yang sedang tumbuh. Sebaliknya, pihak berwenang Kanada mengatakan, Kovrig dan Spavor ditangkap secara sewenang-wenang untuk menekan Ottawa dan mengatakan mereka harus dibebaskan tanpa dakwaan.

China juga telah membatasi berbagai ekspor Kanada, termasuk benih minyak kanola. Tindakan keras China juga termasuk menjatuhkan hukuman mati kepada empat warga Kanada lainnya yang dihukum karena penyelundupan narkoba.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement