Jumat 19 Mar 2021 18:28 WIB

Wacana Penghentian All England 2021 Terus Tuai Dukungan

Hariyanto berniat bermain bersama setelah kembali dari Birmingham.

Hariyanto Arbi (kiri)
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Hariyanto Arbi (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pemain bulu tangkis tunggal putra Hariyanto Arbi memilih turnamen All England 2021 dihentikan. Hal ini, kata dia, lebih baik dibandingkan dengan wacana boikot tahun depan yang ramai dibicarakan.

"Kalau boikot sih buat tahun depan enggak setuju, cuma pertandingan sekarang dihentikan saya setuju," ujar juara All England 1993 dan 1994 itu dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3).

Hal itu, menurut Hariyanto, karena beberapa pemain Indonesia sudah bertanding sebelum akhirnya seluruh anggota tim bulu tangkis Indonesia, baik atlet, pelatih, maupun ofisial, dipaksa mundur karena protokol kesehatan Covid-19 sehingga tidak dapat melanjutkan pertandingan. "Karena kemarin beberapa pemain Indonesia sudah main juga, kalau memang mereka yang dipertanyakan pernah ketemu, berarti sudah ada di lapangan, berarti sudah kontak semua dengan tim lain. Saya setuju kalau pertandingan ini dihentikan, tapi kalau diboikot untuk tahun depan saya kurang setuju," kata Hariyanto.

Sebagai seseorang yang pernah menjadi juara All England, kalah dengan tidak bertanding adalah suatu hal yang memprihatinkan. Sebab, persiapan yang dilakukan begitu panjang.

"All England kalau lihat sejarahnya memang dari dulu sebelum ada Olimpiade, kita pemain bulu tangkis ini berharap sekali bisa meraih medali di All England ini, jadi persiapannya benar-benar maksimal, biasanya sih latihan pagi bisa 6-5 jam, terus sore bisa latihan lagi 2-3 jam itu dilakukan selama satu pekan, dan terus sampai mendekati keberangkatan," ujar Hariyanto.

Terlebih, dalam situasi pandemi saat ini, para atlet harus memenuhi persyaratan kesehatan khusus. Beberapa atlet, termasuk pasangan ganda putra Hendra Setiawan dan Mohhammad Ahsan, menggunakan biaya sendiri karena mereka adalah pemain profesional.

"Dari pihak PBSI dan Kemenpora setidaknya bisa meringankan beban Ahsan dan Hendra, mereka kan masa karantina di sana jadi biayanya tambah bengkak ya, mungkin dari PBSI atau Kemenpora bisa meringankan biaya yang sudah dikeluarkan Ahsan dan Hendra," kata Hariyanto.

Terlepas dari hal itu, menurut Hariyanto, kejadian di All England ini diharap dapat menjadi pembelajaran ke depan bagi semua pihak, termasuk penyelenggara Federasi Bulu tangkis Dunia (BWF), berkaca dari penyelenggaran Thailand Open 2021 yang berjalan lancar dengan dilakukan karantina sebelumnya.

Hariyanto juga terus mendukung rekan-rekan atlet untuk tetap semangat menyambut Olimpiade Tokyo 2020 yang akan berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus.

"Saya bersama kalian semua. Tetap semangat, karena mungkin ini ujian, dan sebentar lagi juga di depan mata ada Olimpiade di bulan Juli dan Agustus. Mudah-mudahan di Olimpiade juga semangat terus, karena kejadian ini memang menyedihkan dan sangat enggak enak, tapi semangat terus, tetap dijaga, karena medali emas Olimpiade sudah di depan mata," ujar Hariyanto.

Bahkan, sebagai bentuk dukungannya terhadap tim bulu tangkis Indonesia, Hariyanto berniat bermain bersama setelah kembali dari Birmingham, Inggris. "Setelah pulang nanti kita ada rencana kumpul main bersama untuk mendukung mereka latihan lebih giat lagi untuk meraih medali di Olimpiade," kata Hariyanto.

"Semua harus sama-sama mendukung tim kita, baik PBSI, masyarakat, untuk cepat mengembalikan mental atlet kita yang lagi drop," kata dia menambahkan.

 

Sebelumnya, Dubes Republik Indonesia (RI) untuk Inggris, Desra Percaya, menyatakan, telah memberikan sejumlah opsi kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) dan pihak penyelenggara gelaran All England 2021 terkait pencoretan tim Indonesia di salah satu turnamen Superseries Premier tersebut. Opsi itu termasuk kemungkinan penundaan gelaran All England 2021. 

 

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement