REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membantah keterlibatan pihaknya atas tersebarnya poster kegiatan deklarasi capres-cawapres untuk Pilpres 2024. Ia menganggap bahwa kubu Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang diketuai oleh Moeldoko-lah yang pantas dicurigai.
Herzaky menyebut para pelaku kudeta Partai Demokrat sering menebar fitnah dan kabar bohong.
"Yang kebelet dan berambisi ingin jadi capres 2024 dengan cara menjadi ketua umum parpol secara paksa itu siapa? Jelas-jelas para mantan kader kami bekerja sama dengan oknum kekuasaannya yang melakukannya. Siapa yang berambisi, siapa yang dituduh," kata Herzaky dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id pada Jumat (19/3).
Herzaky mengeklaim, Partai Demokrat kubu Cikeas memilih fokus pada kerja membantu rakyat akibat pandemi Covid-19 dan bencana di berbagai pelosok Indonesia. Selain itu, pihaknya berjuang bersama penggiat demokrasi dan HAM ataupun masyarakat umum untuk menjaga demokrasi di Indonesia tetap kondusif.
"Karena saat ini, demokrasi Indonesia sedang berada di titik terendahnya sejak reformasi. Apalagi, dengan abuse of power yang dilakukan oleh oknum kekuasaan," kata Herzaky menegaskan.
Herzaky tak mempermasalahkan penyebaran foto-foto terkait kegiatan deklarasi capres-cawapres 2024. Ia berharap publik bisa menilai sendiri siapa yang benar.
"Jadi, silakan yang lain menebar kabar bohong, membuat poster aneh-aneh, kami tetap fokus pada kerja-kerja nyata membantu rakyat," ucap Herzaky.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, muncul tiga isu pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024, yaitu Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono, Moeldoko-Achsanul Qosasi, dan Puan Maharani-Moeldoko.
PDIP sudah mengklarifikasi bahwa isu tersebut hanyalah hoaks. Kemudian, kepengurusan Partai Demokrat di kedua kubu, AHY dan Moeldoko, juga membantah menyebarkan isu itu sekaligus menyatakannya hoaks.