REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Militer China melarang mobil Tesla memasuki komplek militer dan perumahan karena kekhawatiran terkait data sensitif yang dapat direkam oleh kamera yang terpasang di dalam kendaraan tersebut. Militer meminta pemilik Tesla dapat memarkir kendaraan mereka di luar properti militer.
Dilansir Bloomberg, Sabtu (20/3), larangan itu disampaikan kepada penduduk di perumahan militer pada pekan ini. Larangan ini muncul karena ada kekhawatiran bahwa Tesla dapat mengumpulkan data sensitif melalui kamera internal mobil dengan cara yang tidak dapat dilihat atau dikendalikan oleh Pemerintah China.
Kamera multi-arah dan sensor ultrasonik di mobil Tesla dapat "mengekspos lokasi" dan kendaraan dilarang dari tempat tinggal militer untuk memastikan keamanan informasi rahasia militer. Perwakilan Tesla di China menolak memberikan komentar terkait larangan tersebut. Sementara Kementerian Pertahanan China juga masih bungkam.
Tesla menggunakan beberapa kamera kecil yang terletak di bagian luar kendaraan, untuk membantu memandu fungsi parkir, autopilot, dan fungsi mengemudi sendiri. Sebagian besar model Tesla juga memiliki kamera interior yang dipasang di atas kaca spion yang dapat digunakan untuk membantu pengemudi. Kamera tersebut juga berfungsi sebagai pengaman.
"Jika seseorang mengacaukan mobil Anda, Anda dapat memeriksa videonya," ujar CEO Tesla Elon Musk.
Sebelumnya, pihak Tesla dipanggil oleh regulator China atas masalah kualitas dan keamanan mobilnya, termasuk kebakaran baterai dan akselerasi yang tidak normal. Produsen mobil itu juga dipaksa untuk mengeluarkan permintaan maaf ke publik pada awal Februari, setelah sebuah video menunjukkan staf Tesla menyalahkan kelebihan beban di jaringan listrik nasional atas kerusakan pada kendaraan pelanggan.