REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Peneliti Senior Populi Center, Afrimadona, menanggapi wajar beredarnya poster pasangan Capres-Cawapres 2024 di media sosial. Ia menilai hal itu dilakukan sebagai upaya pengenalan pada publik.
"Menurut saya ini fenomena yang biasa karena kalau ingin mempersiapkan diri untuk 2024 yang tinggal tiga tahun lagi idealnya memang harus disosialisasikan dari sekarang," kata Afrimadona kepada Republika, Sabtu (20/3).
Afrimadona memandang peluang munculnya pasangan Capres-Cawapres baru di 2024 terbilang besar lantaran Joko Widodo tak lagi dapat maju sebagai Presiden. Oleh karena itu, para pasangan Capres-Cawapres perlu memupuk pengenalan pada publik sejak dini.
"Mereka memang perlu mengenalkan diri pada publik mulai sekarang," ujar Afrimadona.
Afrimadona menganggap pengenalan pasangan Capres-Cawapres sejak tahun ini penting untuk mengetahui daya elektoralnya. Sehingga partai pengusung bisa menemukan strategi sekaligus melakukan evaluasi jika tingkat elektoralnya belum memuaskan.
"Pengenalan ke publik dan cek ombak itu sebenarnya bisa terjadi bersamaan. mereka mencoba melempar ke publik dulu calon-calon potensial dan melihat tanggapan publik. Kalau memang peluangnya kecil, maka mereka masih punya kesempatan untuk menata strategi," ucap Afrimadona.
Berdasarkan pantauan Republika, muncul tiga isu pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024 yaitu Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono, Moeldoko-Achsanul Qosasi dan Puan Maharani-Moeldoko.
PDIP sudah mengklarifikasi bahwa isu tersebut hanyalah hoaks belaka. Kemudian kepengurusan partai Demokrat di kedua kubu yang bertikai kali ini sepakat bukan mereka yang menyebarkan isu itu sekaligus menyatakannya hoaks.