REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno mengatakan gempa tektonik di Maluku Utara pada Sabtu (20/3) malam, dengan magnitudo 5,4 merupakan gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal."Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal," kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (20/3) malam.
Dia menjelaskan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar atau strike-slip fault.Dia menjelaskan dari hasil analisis BMKG dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki magnitudo 5,3 kemudian diperbarui menjadi magnitudo5,4.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,07 LU dan 126,95 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 km arah barat laut Kota Ternate, Maluku Utara pada kedalaman 37 km," ujarnya.
Bambang menjelaskanguncangan gempa dirasakan di daerah Ternate, Halmahera Barat dan Tidore III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu. Hingga saat ini, katanya, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut, sedangkan berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
"Hasil pemantauan BMKG hingga Sabtu,pukul 22.30 WIB menunjukkan dua aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock," katanya.
Bambang mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia meminta warga menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.