REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Pertani (Persero) Maryono, bersama perwakilan Pemerintah Kabupaten Madiun serta perwakilan kelompok tani melakukan panen corporate farming jagung di kawasan Kabupaten Madiun Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan Jumat (19/3) lalu.
Direktur Utama Pertani Maryono mengatakan corporate farming jagung tersebut dilakukan di lahan 40 hektare dengan rata-rata hasil panen tujuh ton per hektare. Maryono menjelaskan corporate farming yang diterapkan merupakan sistem kemitraan terhadap petani yang mana biaya sarana produksi serta upah para petani dan hasil panen disediakan dan difasilitasi Pertani.
"Hal tersebut merupakan kegiatan piloting yang diinisiasi Pertani yang merupakan BUMN klaster pangan dalam memberikan solusi bagi para petani dalam memenuhi kebutuhan budidaya dan menjaga harga beli melalui jaminan opkup," ujar Maryono dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (21/3).
Maryono mengatakan prinsip sistem corporate farming jagung yang dilaksanakan di Madiun merupakan upaya BUMN untuk Indonesia dalam menjaga kedaulatan pangan melalui kesejahteraan petani dengan cara jaminan opkup dengan harga yang stabil.
Pertani, kata Maryono, akan tetap menjaga harga ketika harga agar petani makmur.
"Apabila naik, kami jaga dengan harga yang mengikuti pasaran. Saat petani kesulitan tentang benih pupuk kita membantu kebutuhan petani, termasuk jaminan opkup atau menampung hasil panen jagung dari petani," ungkap Maryono.