Ahad 21 Mar 2021 17:46 WIB

Ribuan Warga Israel Unjuk Rasa Minta Netanyahu Lengser

Unjuk rasa kali ini lebih besar dari banyak protes anti-Netanyahu sebelumnya

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Demonstran menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk turun dari jabatannya.
Foto: Abir Sultan/EPA
Demonstran menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk turun dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ribuan warga Israel melakukan aksi demonstrasi di luar kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, Sabtu (20/3) waktu setempat. Pendemo menyerukan diakhirinya kepemimpinan Netanyahu hanya tiga hari sebelum hari pemilihan umum keempat negara itu dalam dua tahun.

Para pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan yang ditutup untuk lalu lintas polisi. Mereka terekam mengibarkan bendera, menabuh drum, membunyikan klakson, dan meneriakkan kata-kata yang bergema untuk menggantikan pemimpin konservatif berusia 71 tahun itu.

Baca Juga

Kerumunan pendemo kali ini lebih besar dari banyak protes anti-Netanyahu sebelumnya selama setahun terakhir. Media Israel melaporkan jumlahnya sekitar 20 ribu pendemo.

Meskipun Partai Likud sayap kanan Netanyahu diperkirakan akan muncul sebagai partai terbesar dalam pemungutan suara 23 Maret mendatang, jajak pendapat memperkirakan tidak ada pemenang yang jelas dengan mayoritas di parlemen atau mampu membentuk pemerintahan. Ini mirip dengan tiga pemilihan sebelumnya.

Tekanan meningkat dalam pemilihan umum terhadap Netanyahu. Seperti diketahui, PM Netanyahu sedang diadili karena korupsi dan dituduh oleh para kritikus salah mengelola pandemi virus korona.

Netanyahu berharap keberhasilan program vaksinasi Covid-19 pemerintahnya yang cepat, yang telah memungkinkan sebagian besar ekonomi terbuka setelah tiga penutupan, bersama dengan serangkaian perjanjian normalisasi dengan negara-negara Arab, akan memberinya dorongan yang dibutuhkan untuk mengamankan mayoritas di parlemen. Netanyahu menghadapi tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan, yang semuanya dia bantah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement