REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur menyatakan telah menyiapkan solusi untuk masalah kurangnya pupuk bersubsidi yang terjadi setiap tahun. Ia mengatakan, penggunaan pupuk nonsubsidi sekaligus pendampingan langsung oleh perusahaan akan membantu petani tanpa memberatkan modal.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi, mengatakan, pihaknya sudah melakukan program Agro Solution yakni mendampingi petani secara intensif dan melibatkan para pelaku dalam rantai pasok produksi padi untuk memberikan permodalan dan akses pasar.
Ia mengatakan, strategi itu sudah dilakukan di Jawa Timur, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat. "Dengan penggunaan pupuk nonsubsidi, memang akan ada kenaikan biaya sekitar Rp 4 juta per hektare, tapi karena kita dampingi, hasil panen yang diterima juga lebih besar sehingga keuntungan petani meningkat," kata Rahmad dalam konferensi pers, Ahad (21/3).
Rahmad mengatakan, harga jual gabah petani bisa lebih tinggi dari harga biasanya. Selain itu, produktivitas yang biasa 6 ton bisa naik menjadi 8 ton. Produktivitas yang sudah mencapai 7 ton bisa ditingkatkan menjadi 10 ton.
"Katakan ada kenaikan produksi dua ton, itu ada tambahan seitar Rp 10 juta. Jadi memang dengan pupuk non subsidi ada tambahan tapi dapat hasil yang lebih besar," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Pupuk Kaltim mengajak perbankan, perusahaan asuransi, hingga Agronom untuk sama-sama mendampingi petani menggunakan pupuk nonsubsidi. Itu akan meringankan beban finansial petani ketika akan memulai penanaman.