REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di Gua Hira, yang terletak di antara Makkah, Arab Saudi kini, terjadi pertemuan antara Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril. Mereka berdialog.
Jibril meminta Nabi Muhammad SAW untuk baca. Lalu Nabi SAW menjawab tidak bisa baca. Kemudian Jibril berkata lagi, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena."
Di situlah sejarah manusia telah diringkas. Beberapa peristiwa dalam sejarah mungkin lebih besar dari sejarah itu sendiri. Dan Gua Hira lebih besar dan abadi dalam sejarah.
Nabi Muhammad SAW keluar dari Gua tersebut dengan langit yang cerah. Nabi SAW keluar dari sana sebagai seorang pembawa pesan kesetiaan.
Pujangga Jerman, Johann Wolfgang von Goethe, pun turut menyampaikan ekspresi lewat syair atas peristiwa yang dialami Nabi SAW di Gua Hira itu.
"Lihatlah air mancur gunung yang mengalir jernih seperti pancaran air di atas awan .."
"Para malaikat yang baik mengasuh masa kecilnya di buaiannya ... menyeret jejaknya dari mata para suster seolah-olah dia adalah pemandu setia mereka..."
"Adapun di lembah, angin muncul di kaki airnya, dan padang rumput kembali dari nafasnya, dan lembah yang teduh tidak membengkokkannya, maupun dua angin yang mengelilingi kakinya, dan mencoba merayunya dengan keangkerannya..."
"Dan inilah yang menyeramkan, meledak dengan terburu-buru, tidak membungkuk sedetik pun, meninggalkan mercusuar dan monumen di belakangnya .. Itulah."
Sumber: saaid