Senin 22 Mar 2021 07:53 WIB

Menhan AS Kunjungi Afghanistan

Austin diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Ghani dan menhan yang baru.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Foto: AP/Kim Kyung-hoon/Pool Reuters
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Media Afghanistan melaporkan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin tiba di Kabul dalam kunjungan pertamanya ke negara itu. Kunjungan ini dilakukan di tengah ketidakpastian berapa lama lagi pasukan AS berada di Afghanistan.

Pada Ahad (21/3), stasiun radio dan televisi yang dikelola pemerintah dan stasiun televisi populer TOLO melaporkan Austin tiba di Afghanistan setelah sempat transit di India. Ia diperkirakan akan bertemu dengan pejabat senior pemerintah Afghanistan termasuk Presiden Ashraf Ghani.

Baca Juga

Dalam wawancaranya di ABC News pekan lalu Presiden Joe Biden mengatakan akan sangat 'sulit' bagi AS untuk memenuhi tenggat waktu untuk menarik pasukannya dari Afghanistan yang jatuh pada 1 Mei mendatang. Tapi katanya bila tenggat waktu yang disepakati pemerintahan Donald Trump itu diperpanjang maka perpanjangan waktunya 'tidak akan terlalu lama'.

Jumat (19/3) lalu Taliban menanggapi pernyataan itu dengan memperingatkan bila tenggat tersebut tidak terpenuhi maka AS akan menerima konsekuensinya. Anggota tim negosiasi Taliban Suhail Shaheen mengatakan bila setelah 1 Mei pasukan AS masih berada di Afghanistan maka artinya AS melanggar kesepakatan.

"Pelanggaran tidak berasal dari pihak kami, pelanggaran mereka akan memiliki reaksi," kata Shaheen.

Austin diperkirakan akan bertemu dengan Ghani dan Menteri Pertahanan Afghanistan yang baru ditunjuk pekan ini Jenderal Yasin ZIia. Pemerintah Biden sedang meninjau ulang kesepakatan yang ditandatangani Trump tahun lalu.

Dalam suratnya ke Ghani yang dikirim bulan ini Menteri Luar Negeri AS Antony Bliken mengatakan penting menjaga perdamaian di Afghanistan dan semua opsi masih berada di atas meja perundingan. Ia memperingatkan bila pasukan AS dan Nato meninggalkan negara itu maka Taliban dapat dengan mudah memperluas wilayahnya.

AS menghabiskan 4 miliar dolar AS per tahun untuk menopang Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan. Dalam konferensi pers di Moskow, Taliban memperingatkan AS untuk tidak melanggar kesepakatan penarikan pasukan 1 Mei mendatang.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement