REPUBLIKA.CO.ID, DATROIT -- Dampak dari krisis semikonduktor global pada industri otomotif membuat Ford Motor Co harus memangkas produksinya. Dikutip dari Reuters, Ahad (21/3), Ford mengatakan akan menghentikan produksi di Amerika Serikat (AS).
Ford akan menghentikan pabrik perakitan di Ohio pada pekan ini. Sementara untuk pabrik Truk Kentucky di Louisville hanya akan bekerja dua hingga tiga shift saja.
Kedua pabrik Ford tersebut akan kembali produksi penuh kembali pada 29 Maret 2021. Penghentian produksi juga akan dilakukan di pabrik Ford yang berada di Cologne dan Jerman.
Kekurangan semikonduktor global pada industri otomotif mulai menyebar pada Sabtu (20/3) karena Stellantis mengatakan akan menahan perakitan akhir truk Ram 1500 Classic di pabrik perakitannya di Warren, Michigan, Saltillo, dan Meksiko. Saat chip tersedia, kendaraan akan diselesaikan dan dikirim ke dealer. Juru bicara Stellantis menutuskan, hal tersebut akan berlangsung beberapa pekan.
Kekurangan chip yang telah melanda produsen mobil secara global, berasal dari berbagai faktor. Sejumlah produsen mobil menutup pabrik di Amerika Utara selama dua bulan selama pandemi Covid-19 tahun lalu dan membatalkan pesanan chip.
Sementara itu, permintaan chip melonjak dari industri elektronik konsumen karena masyarakat banyak yang bekerja dari rumah dan bermain video game. Hal tersebut membuat produsen mobil harus bersaing untuk mendapatkan chip.
Kepala Eksekutif Stellantis Carlos Tavares mengatakan pada awal Maret 2021 bahwa, masalah yang terjadi tidak sepenuhnya terselesaikan pada semester kedua 2021. Sebab, beberapa saingan otomotif telah memesan lebih awal dan membuat pasokan yang tidak dapat diketahui secara pasti.