REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raksasa minyak Arab Saudi, Aramco mengumumkan penurunan keuntungan hingga hampir setengahnya untuk tahun keuangan 2020 pada Ahad (21/3). Profit perusahaan turun menjadi 49 miliar dolar AS, yang merupakan penurunan besar di tengah guncangan pasar energi akibat pandemi.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan harga minyak turun ke tingkat terendah. Hal itu disebabkan oleh terhentinya pergerakan masyarakat yang menyebabkan minimnya permintaan terhadap minyak dan turunannya.
Meskipun laba turun hingga 44 persen, Aramco berkomitmen tetap membayarkan dividen sebesar 18,74 miliar dolar AS, dari total 75 miliar dolar AS. Pembayaran dividen ini sesuai dengan komitmen yang dibuat perusahaan pada pemegang saham jelang penawaran umum perdana.
Dari jumlah itu, 98 persen dividen akan masuk ke kantong pemerintah. Kebijakan Aramco untuk membayar dividen jauh lebih tinggi daripada arus kas tahun 2020 yang sebesar 49 miliar dolar AS. Ini kontras dengan raksasa minyak lain yang telah memotong pembayaran.
Laba Aramco pada 2020 hanya 49 miliar dolar AS, turun dibandingkan 2019 yang sebesar 88,2 miliar dolar AS. Namun demikian, Aramco tetap menjadi salah satu perusahaan yang penting di dunia.
Perusahaan memproduksi setara 9,2 juta barel minyak mentah per hari selama 2020. Belanja modal turun pada 2020 menjadi 27 miliar dolar AS dari 32,8 miliar dolar AS pada 2019.
Aramco memprediksi akan membelanjakan 35 miliar dolar AS pada tahun ini. Jumlah itu turun 5-10 miliar dolar AS dibandingkan tahun lalu.