Senin 22 Mar 2021 09:35 WIB

Polisi Tangkap Kakek yang Cabuli Pelajar SMP

Kakek 64 tahun mencabuli siswa dua kali di Kabupaten Kawarang pada malam hari.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Polisi melakukan pemeriksaan kepada seorang kakek tersangka kasus pencabulan (ilustrasi).
Foto: republika/bayu adji
Polisi melakukan pemeriksaan kepada seorang kakek tersangka kasus pencabulan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Polres Kabupaten Karawang menangkap seorang kakek berusia 64 tahun karena diduga melakukan pencabulan terhadap seorang pelajar SMP. "Pelaku berinisial TN diduga melakukan pencabulan dua kali," kata Panit PPA Polres Karawang, Aiptu Asep Danny di Karawang, Jawa Barat, Ahad (21/3).

Dia menyampaikan seorang kakek berinisial TN warga Kecamatan Kotabaru, Karawang, ditangkap karena diduga melakukan pencabulan terhadap seorang siswi SMP berinisial V. Aksi sang kakek terungkap setelah orang tua korban menyelidiki gelagat tersangka yang sering memberi uang kepada korban."

Tiba-tiba orang tua korban mendapat informasi dari temannya bahwa anaknya pernah dicium oleh tersangka. Karena merasa curiga, orangtua korban bersama dengan beberapa orang temannya, menemui tersangka," kata Asep.

Setelah ditemui dan ditanyakan langsung oleh orang tua korban, ternyata sang kakek mengaku telah melakukan pencabulan terhadap korban. Mendapat pengakuan seperti itu, menurut Asep, orang tua korban langsung melaporkan tindakan kakek berinisial TN ke Mapolres Karawang.

Menurut Asep, sesuai dengan hasil pemeriksaan sementara, tersangka telah mencabuli korban dua kali. Pertama dilakukan kali pada Senin (8/3). Kemudian yang kedua dilakukan pada Kamis (11/3). "Tersangka melakukan aksinya pada malam hari di rumahnya," kata Asep.

Atas perbuatannya, tersangka dikenai pasal 81 atau 82 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ancamannya pidana penjara maksimal 15 tahun atau denda Rp 300 juta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement