Senin 22 Mar 2021 13:58 WIB

Dua Konsultan Pertanian Australia Ditahan di Myanmar

Izin Christa Avery untuk terbang pulang ke Australia ditolak

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Para pengunjuk rasa bersiap untuk membela diri saat mereka berkumpul di kotapraja Tarkata, Yangon, Myanmar Sabtu, 20 Maret 20201. Protes terhadap pengambilalihan militer bulan lalu berlanjut Sabtu di kota-kota di seluruh Myanmar meskipun ada tindakan keras oleh pasukan keamanan yang telah merenggut lebih dari 200 nyawa.
Foto: AP
Para pengunjuk rasa bersiap untuk membela diri saat mereka berkumpul di kotapraja Tarkata, Yangon, Myanmar Sabtu, 20 Maret 20201. Protes terhadap pengambilalihan militer bulan lalu berlanjut Sabtu di kota-kota di seluruh Myanmar meskipun ada tindakan keras oleh pasukan keamanan yang telah merenggut lebih dari 200 nyawa.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pasangan asal Australia yang bekerja sebagai konsultan pertanian di Myanmar ditahan di rumah mereka. Rekan keduanya mengatakan pasangan itu dilarang keluar rumah setelah sang perempuannya tak boleh meninggalkan Myanmar.

Izin Christa Avery untuk terbang pulang ke Australia ditolak dan ia serta suaminya Matt O'Kane menjadi tahanan rumah di Yangon. Hal ini disampaikan teman pasangan tersebut di University of New South Wales Tim Harcourt.  

Baca Juga

Dalam pernyataannya, Senin (22/3) Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan mereka telah 'menyediakan layanan konsuler pada dua warga Australia di Myanmar'. Tapi tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Harcourt mengatakan pasangan itu juga berteman dengan penasihat kebijakan ekonomi asal Australia Sean Turnell yang telah ditahan sejak Februari lalu. Turnell ditahan beberapa pekan setelah tiba di Yangon untuk mengambil pekerjaan sebagai penasihat pemimpin pemerintah sipil Aung San Suu Kyi yang dikudeta pada 1 Februari lalu.

Australia sudah berulang kali meminta agar Myanmar membebaskan Turnell. Dua pekan yang lalu pemerintah Negeri Kanguru mengumumkan menangguhkan semua kerja sama pertahanan dengan Myanmar dan mengalihkan bantuan kemanusian ke negara Asia Tenggara itu.

Menurut Harcourt penangkapan Avery dan suaminya tidak ada hubungannya dengan pertemanan mereka dengan Turnell. "Keduanya bekerja di bidang di mana uang bantuan asing mengalir ke Myanmar," kata Harcourt.  

"Mungkin junta mencoba melacak aliran uang asing yang datang karena saat ini sebagian besar bantuang asing ditutup karena pendonor tidak mau membantu militer," tambahnya.

Harcourt mengatakan Avery yang lahir di Kanada memiliki dwi kewarganegaraan. Ia meninggalkan Sydney sepuluh tahun yang lalu untuk bekerja di Myanmar.

Komunitas Australia di Myanmar kecil dan 'cukup bersahabat satu sama lain'. Maka tidak mengherankan bila pasangan itu berteman dengan Turnell.

"Mereka menjadi tahanan rumah jadi tidak seburuk Sean karena mereka membawanya pergi," kata Harcourt yang juga berteman dengan Turnell.

"Saya hanya berharap mereka dapat tetap menjadi tahanan rumah dan menunggu untuk keluar, mungkin akan mereda."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement