Senin 22 Mar 2021 14:19 WIB

BNPT Bakal Lakukan Asesmen terhadap WNI Eks ISIS 

Ada juga desakan agar WNI eks ISIS tersebut bisa dipulangkan kembali ke tanah air. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Boy Rafli Amar
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Boy Rafli Amar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Satuan Tugas Foreign Terrorist Fighter (Satgas FTF) akan melakukan asesmen dan verifikasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS yang ada di sejumlah perbatasan Turki dan Suriah. Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar belum mengungkapkan pasti terkait kapan asesmen dan verifikasi terhadap mereka akan mulai dilakukan.

"Kami rencananya setelah masa pandemi ini setelah jalur penerbangan terbuka dengan Satgas FTF yang terpadu dari berbagai instansi akan direncanakan berangkat ke daerah Irak and Suriah termasuk Turki dan sekitarnya untuk melakukan asesmen terhadap mereka," kata Boy dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Senin (22/3).

Baca Juga

Berdasarkan hasil verifikasi Satgas FTF pada tahun 2020, Boy menyebut sebanyak 20 WNI berada di perbatasan Turki. WNI tersebut tersebar di sejumlah kamp, diantaranya kamp Reyhanli, Gaziantep dan Latakia. 

Kemudian WNI yang berada di perbatasan Utara Suriah ada sebanyak 115 WNI yang tersebar di kamp Alroj, Al Hol, dan Ain Issa. Sedangkan 272 WNI lainnya tidak diketahui keberadaannya.

"Kami duga 272 ini diantaranya telah meninggal dunia dan melakukan relokasi ke daerah-daerah konflik lainnya seperti Yaman Afghanistan dan Filipina Selatan," ungkapnya.

Boy meminta kepada DPR untuk memberi masukan terkait langkah apa yang akan diambil selanjutnya. Sebab, ada juga desakan agar WNI eks ISIS tersebut bisa dipulangkan kembali ke tanah air. 

"Tentu ini belum sampai kepada keputusan itu tapi tentu harus ada verifikasi dan asesmen terlebih dahulu oleh tim Satgas FTF," ucapnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement