Senin 22 Mar 2021 16:25 WIB

Epidemiolog Khawatirkan Maraknya Penipuan Vaksinasi Covid-19

Penipuan vaksinasi bisa terjadi ketika masyarakat antusias namun vaksinnya belum ada.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan melakukan vaksinasi COVID-19 kepada pedagang di Pasar Kapasan Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/3/2021). Vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan bertahap selama tiga hari kepada 700 pedagang Pasar Kapasan itu sebagai langkah penanggulangan pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Petugas kesehatan melakukan vaksinasi COVID-19 kepada pedagang di Pasar Kapasan Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/3/2021). Vaksinasi COVID-19 yang dilaksanakan bertahap selama tiga hari kepada 700 pedagang Pasar Kapasan itu sebagai langkah penanggulangan pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengkhawatirkan penipuan vaksinasi Covid-19. Pernyataan Dicky menanggapi temuan upaya penipuan vaksinasi di Kepulauan Riau.

Dicky menduga oknum penipuan vaksinasi akan makin marak dalam beberapa waktu ke depan. Kondisi ini bisa terjadi ketika masyarakat makin bertanya-tanya kapan memperoleh vaksin.

Baca Juga

"Kondisi ini lazim terjadi ketika sistem vaksinasi tidak tegas mengacu pada strategi kesehatan masyarakat. Ketika ada ketidakpastian antrean, kapan saya dapat vaksin? Pasti akan terjadi begitu (penipuan)," kata Dicky pada Republika, Senin (22/3).

Dicky memprediksi realisasi dari wacana vaksin mandiri atau gotong royong bakal mendorong oknum penipuan vaksinasi melakukan kejahatan. Sebab ketika vaksin goyong royong dilakukan maka pihak swasta boleh menyelenggarakan vaksinasi.

"Ini ketika monitoring lemah maka mengarah seperti itu (penipuan), ada pihak-pihak tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi ini demi mencari keuntungan," ujar Dicky.

Dicky menyoroti betapa berbahayanya ketika ada penipuan vaksinasi atau vaksin palsu. "Dua hal bisa terjadi ketika swasta terlibat vaksinasi. Bisa jadi vaksinnya asli tapi sertifikatnya palsu karena dikluarkan lembaga tidak benar atau vaksin dan sertifikatnya sama-sama palsu. Ini berbahaya sekali," ucap Dicky.

Sebelumnya, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepulauan Riau meminta masyarakat setempat mewaspadai tindak penipuan bermodus vaksinasi Covid-19. Para pelaku mengaku seolah-olah dari pemerintah.

"Ada penipu berusaha meyakinkan masyarakat seolah-olah pelaksanaan vaksinasi tersebut resmi dikeluarkan oleh pemerintah," kata Kepala Bidang Pengelolaan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Provinsi Kepri Iskandar Zulkarnain Nasution di Tanjungpinang, Sabtu.

Saat ini, kata dia, telah banyak upaya penipuan dengan modus yang memanfaatkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Ia menjelaskan pelaku penipuan berpura-pura sebagai tenaga kesehatan dengan modus mempercepat antrean, modus meminta bayaran, penipuan melalui layanan pesan singkat, telepon dan surat elektronik. Dalam aksinya, katanya, pelaku meminta sejumlah uang kepada calon korbannya untuk ditransfer ke rekening bank tertentu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement