REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grand Master (GM) Susanto Megaranto menilai Dadang Subur alias Dewa Kipas memiliki kemampuan cukup mumpuni dalam olahraga catur. Namun, kemampuan Dadang Subur tidak sebanding dengan kualitas Grand Master (GM) Irene Kharisma Sunandar.
Duel antara GM Irene dan Dewa Kipas digelar pada Senin (22/3), usai polemik berkepenjangan yang terjadi di dunia maya dalam beberapa pekan terakhir. Duel yang tadinya akan digelar selama empat babak, akhirnya hanya berlangsung tiga babak. Sebab, Irene mampu menutup dwitarung itu dengan kemenangan mutlak 3-0.
GM Susanto Megaranto menilai dari segi kemampuan, Dadang sebenarnya sempat memberikan ancaman kepada Irene. Namun, Dadang kerap melakukan blunder, terutama saat transisi dari pembukaan langkah ke pertengahan permainan. Blunder inilah yang menjadi perbedaan antara kualitas Irene dengan Dadang.
''Pak Dadang memiliki kemampuan untuk bisa mengancam. Dari segi kemampuan, Pak Dadang cukup lumayan, tapi tidak cukup untuk bisa melawan Irene. Terlalu jauh,'' kata Susanto saat hadir sebagai komentator di duel tersebut.
Salah satu blunder yang dilakukan Dadang terjadi pada babak ketiga duel, tepatnya pada pertengahan permainan. Dewa Kipas membuat blunder yang membuat Irene unggul kualitas. Padahal dari awal permainan keduanya seimbang.
"Di posisi ini, sudah terlihat perbedaan kualitas antara Irene dengan Pak Dadang,'' ujar Susanto, yang juga menduduki peringkat pertama pecatur pria di Indonesia tersebut.
Walau kalah, Dadang mendapatkan hadiah Rp 100 juta dari Deddy Corbuzier, inisiator dwitarung ini yang disiarkan langsung di akun Youtube-nya, Senin (22/3) sore. Sementara Irene menerima uang tunai Rp 200 juta.