REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Sekitar 70 persen dari total 284 sekolah dasar (SD) dan 57 sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Pangandaran telah menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Sekolah yang menggelar KBM tatap muka itu tersebar di sembilan dari total 10 kecamatan di daerah itu.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran Dodi Djubardi mengatakan, saat ini sekolah-sekolah di sembilan kecamatan sudah menggelar KBM tatap muka. Hanya sekolah di Kecamatan Cimerak yang belum memberikan rekomendasi untuk sekolah di wilayah itu dapat menggelar KBM tatap muka.
"Sekarang sekolah di sembilan kecamatan di Pangandaran sudah menggelar KBM tatap muka. Namun di setiap kecamatannya berbeda-beda. Ada yang di satu kecamatan sudah buka semua, ada juga yang baru sebagian," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (22/3).
Ia menyebutkan, kecamatan yang sudah merekomendasikan sekolah menggelar KBM tatap muka yaitu Langkaplancar, Cigugur, Sidamulih, Mangunjaya, dan Parigi. Sekolah-sekolah di lima kecamatan itu sudah menggelar KBM tatap muka seluruhnya.
Sementara di Kecamatan Pangandaran, Cijulang, Padaherang, dan Kalipucang, baru sebagian sekolah yang diberikan izin menggelar KBM tatap muka. Petimbangan belum seluruh sekolah di satu kecamatan diizinkan menggelar KBM tatap muka lantaran masih ada sebagian wilayah desanya yang masuk zona merah atau oranye.
"Kemarin itu sekolah di Kecamatan Pangandaran misalnya dibuka semua, tapi di sebagian desa kembali ditutup. Karena desa itu masuk zona merah," kata dia.
Sekolah-sekolah tersebut akan kembali diizinkan menggelar tatap muka jika sudah keluar dari zona merah atau oranye. Sebab, hanya sekolah yang berada di wilayah zona hijau atau kuning yang dapat menggelar KBM tatap muka.
"Jadi sekarang pertimbangannya berdasarkan zonasi di desa. Yang boleh itu zona kuning dan hijau. Zona oranye dan merah tidak boleh," kata Dodi.
Ia menambahkan, sekolah juga baru diizinkan menggelar KBM tatap muka jika ada rekomendasi dari satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 kecamatan setempat dan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran. Artinya, meski sekolah berada di wilayah zona hijau atau kuning, tetap tidak akan diizinkan menggelar KBM tatap muka selama tak ada rekomendasi.
"Jadi selain zona, harus ada rekomendasi juga," kata dia.
Dodi mengatakan, saat ini sekolah yang telah menggelar KBM tatap muka di Kabupaten Pangandaran sudah mencapai 60-70 persen dari total keseluruhan. Diharapkan, dalam waktu dekat seluruh sekolah di Kabupaten Pangandaran bisa menggelar KBM tatap muka.
"Kita juga akan melakukan vaksinasi kepada guru. Rencananya besok, 23-24 (Maret). Mudah-mudahan setelah vaksin bisa semua tatap muka," kata dia.
Ia menyebutkan, jumlah guru di Kabupaten Pangandaran ada sekitar 4.000 orang. Rencananya, seluruh guru akan menjalani vaksinasi dalam dua hari itu.
Sekolah di Pangandaran kembali diizinkan untuk menggelar KBM tatap muka sejak awal Maret 2021. Kendati telah diizinkan menggelar KBM tatap muka, seluruh kegiatan pembelajaran tetap harus menyesuaikan dengan prokes.
Prokes yang mesti dipenuhi antara lain jumlah siswa yang masuk maksimal 50 persen dari total keseluruhan. Siswa yang masuk dipisahkan melalui sistem peralihan (shifting). Selain itu, waktu belajar juga dibatasi, maksimal hanya 3 jam untuk SD dan 4 jam untuk SMP.
KBM tatap muka di sekolah-sekolah di Kabupaten Pangandaran sebelumnya juga telah dilakukan pada semester ganjil lalu. Namun, pada awal semester genap KBM tatap muka tak dilanjutkan lantaran kasus Covid-19 di daerah itu sedang meningkat. Baru pada Maret sekolah di daerah itu kembali menggelar KBM tatap muka setelah tren kasus Covid-19 dinilai melandai.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran hingga Senin, secara akumulatif terdapat 1.291 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 95 orang kasusnya masih aktif, 1.172 orang sembuh, dan 24 orang meninggal dunia.