REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terlepas dari kepentingan historis dan geopolitik yang menduduki kota Baghdad karena banyak pihak menjadikannya tujuan strategis dalam setiap konflik bersenjata yang pecah di wilayah tersebut untuk mengontrol wilayah Irak, dan terlepas dari perhatian yang diterimanya kepemimpinan mereka, setidaknya keamanan Irak terjamin siapapun pemimpinnya baik di masa lalu maupun era modern.
Namun pengamat menilai salah satu kota di Irak, Baghdad memiliki fase kejatuhan atau perpindahan kekuasaan yang cukup cepat dibanding yang lainnya.
Baghdad bahkan dinilai sebagai kota paling tegang di dunia karena konflik yang terjadi di dalamnya. Baik karena konflik ideologi maupun invasi, sabotase, dan penaklukan penjajah.
Sejarah kekuasaan Baghdad dapat ditelusuri dari rentang waktu 812 Masehi. Di tahun itu, terjadi fitnah antara kedua putra Khalifah Abbasiyah Harun al-Rasyid, yakni Muhammad al-Amin dan al-Ma'mun.