REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima tambahan 11.770 vial vaksin Sinovac serta 10.000 vial vaksin Astrazeneca pada Senin (22/3). Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan, vaksin tambahan ini akan disalurkan untuk menuntaskan vaksinasi terhadap para pedagang, guru, dan dosen di Kota Pahlawan.
"Saya berharap suntik vaksin ini untuk pedagang, guru, dan dosen bisa cepat selesai. Sehingga untuk pedagang bisa berjualan merasa nyaman, untuk pendidikan sebelum tahun ajaran baru juga bisa merasa yakin pada waktu masuk tatap muka," kata Eri.
Eri mengatakan, jika program vaksinasi Covid-19 bisa lebih cepat, maka secara otomatis Pemkot Surabaya akan dapat tambahan lagi untuk vaksin berikutnya. Sehingga untuk sasaran atau tahap selanjutnya, bisa segera dilakukan.
"Semakin cepat kita menghabiskan vaksin ini, maka secara otomatis kita dapat tambahan lagi untuk vaksin berikutnya. Karena rakyat Surabaya, masyarakat Surabaya dari semua lapisan masih banyak yang menunggu vaksin ini," ujarnya.
Eri menjelaskan, tambahan vaksin yang diterima Pemkot Surabaya kali ini ada dua merek, yakni Sinovac dan Astrazeneca. Berdasarkan penghitungan, jumlah vaksin yang diterima ini cukup untuk seluruh pedagang, guru, dan dosen di Surabaya.
"Tadi sudah kita hitung untuk pedagang, guru dan dosen, Insya Allah sudah cukup dan kemungkinan malah ada sisanya. Nah, ini (sisanya) nanti kita data lagi," kata dia.
Eri kembali menekankan kepada masyarakat agar tidak merasa khawatir terhadap vaksin Astrazeneca. Apalagi MUI Jatim telah menegaskan vaksin tersebut halal. Menurutnya, tidak mungkin negara atau pemerintah memberikan sesuatu yang tidak halal atau tidak bermanfaat terhadap rakyatnya.
"Saya sampaikan kepada seluruh pedagang dan masyarakat Surabaya, Insya Allah vaksin ini adalah yang terbaik. Yang diberikan pemerintah kepada masyarakatnya agar ini bisa terbebas dari pandemi Covid-19," ujarnya.