Senin 22 Mar 2021 20:48 WIB

Pakistan akan Impor Vaksin China untuk Penjualan Komersial

Perusahaan swasta Pakistan akan menerima vaksin CanSino Biologics.

Red: Teguh Firmansyah
Seorang dokter menerima vaksin virus Corona Sinopharm dari seorang perawat di pusat vaksinasi, di Karachi, Pakistan, Rabu, 3 Februari 2021. Otoritas Pakistan mulai memvaksinasi petugas kesehatan garis depan pada Rabu di tengah penurunan yang stabil dalam kasus dan kematian yang dikonfirmasi, dan beberapa hari setelah Pakistan menerima setengah juta dosis vaksin Sinopharm yang disumbangkan oleh China.
Foto: AP / Fareed Khan
Seorang dokter menerima vaksin virus Corona Sinopharm dari seorang perawat di pusat vaksinasi, di Karachi, Pakistan, Rabu, 3 Februari 2021. Otoritas Pakistan mulai memvaksinasi petugas kesehatan garis depan pada Rabu di tengah penurunan yang stabil dalam kasus dan kematian yang dikonfirmasi, dan beberapa hari setelah Pakistan menerima setengah juta dosis vaksin Sinopharm yang disumbangkan oleh China.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Sebuah perusahaan swasta di Pakistan akan mulai menerima kiriman vaksin Covid-19 CanSino Biologics dari China minggu ini untuk penjualan komersial. Demikian disampaikan seorang pejabat di mitra lokal perusahaan itu kepada Reuters, Senin.

Pakistan, salah satu negara pertama di dunia yang mengizinkan impor swasta vaksin Covid-19, telah menerima sejumlah vaksin Sputnik Rusia."Kami memperkirakan 10 ribu dosis pertama akan datang pada 25 Maret, dan 100 ribu dosis lainnya bulan depan dan 200 ribu dosis pada bulan berikutnya," kata Hassan Abbas, seorang pejabat AJ Pharma, mitra lokal CanSino, yang akan mengimpor vaksin ke Pakistan.

Baca Juga

"Masalah harga telah diselesaikan dengan pemerintah dan sekarang kami menunggu pemberitahuan," ujar Abbas, menambahkan.

Nama komersial vaksin itu adalah "Convidecia", kata Abbas.Ia menambahkan bahwa lima rumah sakit yang menjalankan uji klinis akan memberikan dosisnya untuk dijual. Pakistan sedang dalam proses memvaksin para petugas kesehatan garis depan dan warga berusia di atas 60 tahun secara gratis dengan menggunakan dosis Sinopharm yang disumbangkan oleh China.

Penyuntikan vaksin yang dijual belum dimulai karena pemerintah masih menyelesaikan masalah harga, setelah membatalkan keputusannya untuk mengizinkan harga yang tidak dibatasi.Pemerintah telah menyetujui mekanisme untuk menetapkan harga pasar terbuka untuk vaksin, menurut ringkasan kementerian kesehatan yang dilihat oleh Reuters.

Ringkasan tersebut mengusulkan harga 8.449 rupee (sekitar Rp780 ribu) per bungkus berisi dua suntikan vaksin Rusia dan 4.225 (sekitar Rp390 ribu) per suntikan untuk Convidecia China.Harga telah dibatasi berdasarkan mekanisme yang disetujui, katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement