Senin 22 Mar 2021 21:09 WIB

Apakah Imam Bukhari Hanya Hafal Hadits-Hadits Sahih? 

Imam Bukhari menghafal tidak hanya hadits sahih

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Bukhari menghafal tidak hanya hadits sahih . Ilustasi penulisan hadits
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Imam Bukhari menghafal tidak hanya hadits sahih . Ilustasi penulisan hadits

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Muslim tentu sudah tidak asing lagi dengan nama Imam Bukhari, perawi hadits yang mengeluarkan banyak riwayat hadits shahih dalam kitabnya, Shahih al-Bukhari.  

Kitab yang berisi kumpulan hadits sahih ini kemudian diberi penjelasan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani melalui kitab Fath al-Baari.

Baca Juga

Imam Bukhari memiliki hafalan hadits sampai ratusan. Setidaknya dia menghafal 100 ribu hadits sahih. Tak hanya itu, Imam Bukhari juga punya hafalan ratusan ribu hadits yang tidak sahih.

"Saya menghafal 100 ribu hadits sahih, dan saya menghafal 200 ribu hadits yang tidak sahih," kata Imam Bukhari dalam kitab Tarikh Baghdad, dilansir dari laman Saaid. 

Imam Bukhari juga menyampaikan, dia menulis hadits dari seribu syekh dan lebih. Dan dari setiap syekh, dia mengambil 10 ribu hadits. Dia pun tidak meriwayatkan hadits, kecuali dengan menyebut jalur sanadnya atau rantai perkataannya. 

كتبتُ عن ألف شيخ وأكثر، عن كلِّ واحدٍ منهم عشرة آلاف وأكثر، ما عندي حديث إلا أذكر إسناده

"Saya menulis dari seribu syekh dan lebih. Pada setiap syekh itu, saya mendapat 10 ribu lebih (hadits). (Tetapi) saya tidak punya (meriwayatkan) hadits tanpa menyebutkan jalur sanadnya," kata Imam Bukhari, masih dalam kitab Tarikh Baghdad. 

Imam Bukhari bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari. Imam Bukhari lahir pada 13 Syawal 194 H di Bukhara, sebuah daerah di tepi Sungai Jihun, Uzbekistan.

Ayah Imam Bukhari bernama Ismail, yang merupakan ulama yang saleh. Imam Bukhari lahir dengan lingkungan yang memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu. Sejak kecil, Imam Bukhari sudah menunjukkan bakat-bakat kecerdasan. 

Ketajaman ingatan dan hafalannya melebihi anak-anak seusianya. Saat berusia 10 tahun, Imam Bukhari berguru kepada ad-Dakhili, seorang ulama ahli hadits. Sang Imam tidak pernah absen belajar hadits dari gurunya itu.

Sumber: saaid

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement