REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Kiai Ahmad Fauzan (1905-1972) merupakan satu di antara ulama yang memiliki jasa besar dalam pemberdayaan masyarakat. Ia merupakan salah seorang ulama kharismatik di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Dalam jurnal Indonesian Historical Studies (IHiS) dijelaskan, dengan akhlak yang baik dan keilmuannya yang tinggi menjadikan KH Ahmad Fauzan sebagai seorang ulama sufi yang disegani masyarakat. Berbagai pemikirannya, baik di bidang keagamaan maupun kebangsaan terlihat dari syair-syair yang disampaikan kepada masyarakat.
Pemikiran Kiai Fauzan yang tergambar dalam syair-syairnya menunjukkan kemahiran dalam berdakwah. Kemampuan menerjemahkan suatu nilai-nilai agama menjadi syair-syair adalah salah satu ciri khas yang dimilikinya. Masyarakat awam akhirnya dapat belajar agama dengan melantunkan syair-syair yang diciptakan Kiai Fauzan.
Selama hidupnya, Kiai Fauzan setidaknya telah menyusun sebelas kitab. Ada beberapa syair yang terdokumentasikan dengan baik, antara lain: Syair Asmaul Husna, Syair Isra Mikraj, Syair pribadi Nabi Muhammad SAW, Syair Pitutur, Syair Kemanusiaan, Syair Kenabian, dan Syair Akhlak Mulia.
Di samping syair berbahasa daerah, Kiai Fauzan juga menulis sebuah syair berbahasa Arab, yaitu Alfiyah al-Ghazaliyah. Syair tersebut berisi butir-butir nasihat yang disarikan dari karya monumental Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin. Syair-syair yang diciptakan Kiai Fauzan tersebut memuat tentang akidah, syariat, tasawuf, dan kebangsaan.
Dalam salah satu syairnya yang berbahasa Arab, Kiai Fauzan mengatakan, “Harga diri seseorang itu diukur dengan kadar budi pekertinya atau akhlaknya, artinya tidak dengan sisi keperkasaan, sisi kepemilikan harta dan sisi keturunan.”
Dalam bait di atas seolah-olah Kiai Fauzan memberikan standarisasi terhadap kemuliaan seseorang dengan parameter akhlak, bukan dengan kepemilikan materi, keperkasaan, dan nasab keturunan yang unggul. Kiai Fauzan selalu mengajarkan agar menjalankan akhlak mahmudah (terpuji) dan menjauhi akhlak Mmzmumah (tercela).
Sebagai ulama sufi, Kiai Fauzan juga menyebutkan dalam kitabnya yang berjudul Alfiyah al-Ghazaliyah, “Hendaknya kamu memiliki (akhlak) sabar, syukur, memberi salam, ridha, zuhud, taubat, raja, dan khauf, adil, ikhlas, mahabbah terhadap Tuhan, dengan cara sepenuh hati.”
Lewat syair-syair seperti itulah Kiai Fauzan memberikan pencerahan kepada umat. Hingga akhirnya, KH Ahmad Fauzan Wafat pada Selasa, 6 Robi’us Tsani 1933 Hijriah atau bertepatan dengan 17 Mei 1972 M. Kiai Fauzan dimakamkan di pemakaman Suromoyo Kedungleper Ampean Bangsri Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.