REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung meminta kepada kampus dan SMA untuk menyontohkan dulu kegiatan belajar tatap muka pada Juli mendatang. Hal itu mengingat mahasiswa dan siswa SMA memahami dan sadar terhadap pelaksanaan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
"Diberi contoh dulu (belajar tatap muka, Red) sama mahasiswa sebelum SD dan SMP. Soal kepatuhan protokol kesehatan akan lebih dipahami dari orang dewasa. ITB, Unpad gimana, belakangan SD dan SMP mah," ujar Sekretaris Disdik Kota Bandung, Cucu Saputra, Selasa (23/3).
Namun begitu ia menjelaskan, sekolah SD dan SMP di Kota Bandung jelang belajar tatap muka pada Juli mendatang sudah siap melaksanakan. Namun begitu, kesiapan sekolah menyelenggarakan belajar tatap muka harus diikuti oleh kesiapan pihak lain termasuk siswa dan orang tua.
"Daftar siap itu disdik sekolah sudah siap tetapi sekolah tidak bisa berdiri sendiri contoh di sekolah diatur jarak siswa dibikin dua sif misalnya supaya anak-anak satu meja satu. Ketika dia dari rumah ke sekolah naik angkot bersatu (berkerumun) lagi," katanya.
Cucu mengatakan selain kesiapan sekolah, kesiapan infrastuktur lainnya harus diperhatikan. Terkait peluang belajar tatap muka di Bandung, ia menegaskan keputusannya bukan berasal dari sekolah tapi Satgas Covid-19. "Lihat zona kesiapannya, ketika bulan Maret 2020 sekolah tutup lalu pembelajaran PJJ penyebabnya pandemi. Kalau pandemi clear, siap," katanya.
Cucu menambahkan, jumlah guru tingkat PAUD, TK, SD, SMP baik negeri maupun swasta mencapai 25 ribu orang. Sedangkan mereka yang sudah divaksin Covid-19 baru mencapai 1.300 orang. "Kita hanya punya data soal vaksin bukan domain disdik tapi domain dinas kesehatan. 1.300 baru disuntik," katanya.