Selasa 23 Mar 2021 09:21 WIB

Hidangan Langit untuk Ibrahim Al-Khawwas

Ibrahim Al-Khawwas mendapat hidangan dari langit.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Hidangan Langit untuk Ibrahim Al-Khawwas. Foto:   Hidangan (ilustrasi).
Foto: Hemmy.net
Hidangan Langit untuk Ibrahim Al-Khawwas. Foto: Hidangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Suatu ketika, Ibrahim Al-Khawwas RA pergi meninggalkan kampung halamannya menuju Makkah untuk menunaikan haji. Kisah Khawwas ini ditulis Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam bukunya "198 Kisah Haji Wali-Wali Allah"

Dia berjalan tanpa kendaraan dan bekal apapun. Di tengah perjalanan, dia tersesat, sehingga tidak tahu arah mana yang harus dituju. 

Baca Juga

Tak berapa lama kemudian tiba-tiba dia melihat seorang Rahib yang sedang bergegas mendekatinya. Rahib itu berkata, "Hai, orang muslim bolehkah aku ikut bersamamu dalam perjalanan?" 

"Tentu saja boleh," jawab Ibrahim Al Khawwas. 

Ibrahim merasa gembira karena sekarang dia tidak sendiri lagi dalam perjalanan. Rahib itu menjadi penunjuk jalan baginya.

Mereka pun berjalan selama tiga hari tiga malam tanpa makan dan minum. Haus dan lapar menyerang keduanya, tetapi masing-masing tetap terdiam. Sampai pada suatu ketika Rahib itu sudah tidak tahan lagi menahan lapar.

Dia berkata, "Wahai Rahib muslim, apakah engkau tidak membawa makanan untuk kita makan?"

Ibrahim terkejut mendengar pertanyaan Rahib itu. Selama ini justru dia selalu bertanya di dalam hatiknya, aakah Rahib ini tidak membawa bekal makanan atau minuman, karena sudah tiga hari mereka tidak makan dan minum. 

Ternyata sekarang dia baru tahu selama perjalanan Rahib itu pun tidak membawa bekal apapun. Ibrahim Al-Khawwas bimbang apa yang harus dia jawab kepada Rahib itu, tiba-tiba terlompat ucapan yang berani dari mulutnya.

"Ya, ada."

"Oh kalau begitu marilah kita nikmati bersama makanan itu," sara Rahib dengan wajah berseri.

Astaga Ibrahim terkesiap baru sadar, bahwa dia telah berdusta. Mana mungkin dia mengajak habis itu makan bersama? Karena dia pun tidak membawa makanan seperti yang diucapkan nyata tadi. 

Wajah Ibrahim langsung pucat, tidak ada jalan lain selain memohon kepada Allah agar menunjukkan jalan keluar. 

Ibrahim diam-diam berdoa. "Ya Rabbku Wahai penguasa yang tiada terbatas, berilah hamba sesuatu untuk menghilangkan lapar dan dahaga kami berdua, Dan janganlah sampai hamba digunakan di hadapan rahib ini. Ya Allah!, Ya Rabb! Dengarkanlah permohonan hamba ini."

Tiba-tiba turun dari langit sebuah nampan berisi roti, lauk, daging, dan air. Mereka pun memakan hidangan itu hingga kenyang ketika kita lupa, mereka bersyukur kepada Allah yang maha pemurah yang telah menurunkan karuniaNya yang luar biasa itu kepada mereka. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan tanpa membicarakan apa-apa tentang kejadian menakjubkan yang barusan terjadi.

 

 

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement