Selasa 23 Mar 2021 11:05 WIB

Studi: 1 dari 3 Penyintas Covid-19 Menderita Long Covid

Setidaknya satu dari tiga pasien Covid-19 yang dirawat di RS alami 'long coivd'.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Setidaknya satu dari tiga pasien Covid-19 yang dirawat di RS alami 'long coivd'.
Foto: www.freepik.com.
Setidaknya satu dari tiga pasien Covid-19 yang dirawat di RS alami 'long coivd'.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya satu dari tiga pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 menderita masalah kesehatan jangka panjang atau Long Covid termasuk berbagai masalah organ dan kesehatan mental yang memburuk. Itu mengacu pada tinjauan studi yang melihat dampak jangka panjang dari Covid-19.

Diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine, ulasan tersebut mengamati frekuensi gejala di antara long covid yang paling umum termasuk kelelahan, sesak napas, kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca-trauma. Ironisnya penulis mencatat bahwa perhatian pemerintah terhadap penderita long covid masih minim.

Baca Juga

“Mengingat secara global ada jutaan orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, biaya jangka panjang pada aspek kesehatan fisik, kognitif dan mental masih harus ditinjau dan ditangani. Kita mungkin hanya menangkap puncak gunung es saja,” kata penulis utama studi Kartik Sehgal, seorang ahli onkologi medis di Boston's Dana-Farber Cancer Institute.

Covid-19 parah yang menginfeksi paru-paru pasien juga meninggalkan banyak masalah pernapasan jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa virus juga menyerang organ lain yang menyebabkan berbagai komplikasi termasuk penyakit kardiovaskular dan peradangan kronis.

Sehgal dan rekannya meninjau sembilan studi jangka panjang dari Eropa, Amerika Serikat serta China dan menemukan bahwa beberapa pasien melaporkan beberapa masalah organ selama berbulan-bulan setelah mereka keluar dari rumah sakit. Secara keseluruhan, peneliti menemukan bahwa 30 persen pasien yang ditelaah melaporkan setidaknya satu gejala, seperti kelelahan, sesak napas, dan kondisi kejiwaan.

Satu studi di Italia yang melibatkan 143 pasien menemukan bahwa hampir 90 persen melaporkan gejala yang menetap selama 60 hari setelah mereka pulih dari infeksi awal COVID-19. Gejala yang paling umum adalah kelelahan (53,1 persen), sesak napas (43,4 persen), nyeri sendi (27,3 persen) dan nyeri dada (21,7 persen).

Secara total, lebih dari separuh pasien mengalami beberapa gejala dua bulan setelah meninggalkan rumah sakit. Adapun tiga penelitian dari Prancis, Inggris, dan China menunjukkan bahwa antara 25-30 persen pasien melaporkan gangguan tidur beberapa minggu setelah pulih dari Covid-19. Dan sekitar 20 persen pasien telah melaporkan kerontokan rambut, menurut hasil dari berbagai penelitian.

Para peneliti menekankan perlunya penyelidikan lebih lanjut terhadap long Covid, misalnya dengan membangun klinik yang lebih luas untuk merawat penderita long covid dengan gejala yang menetap.

"Meskipun mencegah kematian tetap menjadi tujuan terpenting, penting juga untuk mengenali morbiditas multi-organ COVID-19. Kebutuhan medis pasien dengan COVID-19 tidak berhenti pada saat keluar dari rumah sakit,” kata Sehgal seperti dilansir dari laman Gulf News pada Selasa (23/3).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement