Selasa 23 Mar 2021 16:46 WIB

Kisah Penghancuran Berhala-Berhala Saat Penaklukkan Makkah  

Penaklukkan Makkah menjadi momentum islamisasi di Makkah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Penaklukkan Makkah menjadi momentum islamisasi di Makkah. Ilustrasi penaklukkan Makkah
Foto: Pixabay
Penaklukkan Makkah menjadi momentum islamisasi di Makkah. Ilustrasi penaklukkan Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tahun ke-8 Hijriyah adalah tahun yang luar biasa di mana banyak peristiwa penting terjadi, terutama penaklukan Makkah. 

Ibnu Katsir dalam kitab al-Bidayah wa al-Nihayah menjelaskan, pada tahun itu terjadi pertempuran Mu'tah, dan pada Ramadhan terjadi  penaklukan Makkah.

Baca Juga

Kemudian Syawal, terjadi pertempuran Hawazin dengan Hunain, dan setelah itu terjadi pengepungan Thaif. Lalu   pada Zulqaidah, Nabi Muhammad SAW melakukan umroh, kemudian kembali ke Madinah selama sisa tahun itu.

Al-Waqidi menyampaikan, Rasulullah SAW kembali ke Madinah untuk bermalam, selama sisa waktu Zulhijjah. Di tahun ini, banyak syuhada yang gugur. Dan, tempat berhala Al-Uzza, yang di dalamnya terdapat pohon palem dan terletak di antara Makkah dan Thaif, dibongkar.

Berhala bernama Suwa, yang disembah Suku Hudzail dari Madarakah, yaitu terletak di Yanbu', dekat Madinah, juga dibongkar dan dihancurkan Amr bin Al-Aash. Selain itu, berhala bernama Manah, yang selama ini dimuliakan kalangan Anshar dan Khazraj, dihancurkan Sa'ad bin Zaid al-Asyhaly.

Manah adalah berhala bangsa Arab yang paling tua. Berhala ini terletak di tepi pantai wilayah al-Musyallal di Qudaid, sebuah tempat antara Makkah dan Madinah.

Setelah peristiwa Fathu Makkah, dikisahkan Bukhari, tentang penghancuran rumah sesembahan yang kala itu disebut Ka'bah Yamaniah, atau juga disebut Dzul Khalashah. Disebut Ka'bah karena bentuknya identik dengan Ka'bah di Makkah, bagi mereka, Ka'bah yang berada di Makkah itu palsu.

Dzul Khalasah atau Ka'bah Yamaniah ini terletak di Tubalah antara Makkah dan Yaman. Berhala ini sangat diagungkan  kaum Kats'am, Bujailah, Adz As-Surat, dan orang-orang Hawazin.

Dalam hadits Bukhari, Rasulullah memerintahkan Jarir untuk memimpin pasukan kaum Muslimin ke Dzul Khalashah. Kemudian Jarir berangkat bersama 150 pasukan penunggang kuda yang tangguh. Jarir menghancurkan dan membakar tempat itu dengan api.

Setelah itu Jarir mengutus seseorang untuk mengabarkan kemenangan kepada Rasulullah SAW. Utusan ini menyampaikan kepada Rasulullah, "Tidaklah aku menemuimu kecuali aku telah meninggalkan rumah itu dalam keadaan terbakar hingga seakan-akan seekor unta berkudisan (berwarna hitam)." Lantas Rasulullah memberkahi kuda-kuda yang tangguh dan para penunggangnya sebanyak lima kali.

Sumber: youm

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement