REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang bulan Ramadhan, lembaga filantropi Rumah Zakat meluncurkan kampanye #BahagiaBersama. Kampanye ini menjadi salah satu upaya untuk memberikan kebahagiaan bagi masyarakat yang masih terdampak Covid-19.
"Tahun 2021, Rumah Zakat memiliki kampanye baru terkait Ramadhan, yakni #BahagiBersama. Ini upaya kita untuk bergerak bersama di bulan penuh keberkahan, agar bersama-sama bisa memberikan kebahagiaan bagi masyarakat yang masih terdampak Covid-19 serta membutuhkan bantuan," kata CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, dalam kegiatan konferensi pers secara daring, Selasa (23/3).
Kampanye ini juga disebut memiliki beberapa program, di antaranya berbagi buka puasa, bingkisan lebaran keluarga, kado lebaran yatim, janda berdaya, ramadhan bebas utang, serta syiar Quran.
Dalam sambutannya, Nur Efendi, menyebut harapannya agar kampanye tersebut bisa dilakukan oleh semua pihak di Indonesia, yakni sesama masyarakat maupun stakeholder. Untuk kampanye ini, Rumah Zakat menargetkan bantuan diberikan kepada 1 juta penerima manfaat.
"Distribusi kampanye ini akan disalurkan ke 1.686 titik desa berdaya di 285 kabupaten/kota. Program ini dari Aceh sampai Papua," lanjutnya.
Selanjutnya, ia menyebut pandemi Covid-19 telah tepat satu tahun melanda Indonesia. Dampak pandemi tidak hanya pada kesehatan, tapi juga masalah sosial dan ekonomi, serta dalam jangka panjang adalah ketahanan pangan.
Nur Efendi menilai, hingga saat ini salah satu alasan Indonesia bisa bertahan adalah faktor masyarakatnya yang sangat dermawan. Dalam sebuah riset, disebutkan selama pandemi masyarakatnya semakin religius, empatik dan digital.
Dengan dukungan data di atas serta semakin dekat dengan momen bulan suci Ramadhan, Rumah Zakat menilai ini merupakan momen yang baik untuk berbagi demi membantu saudara se-Indonesia. "Ekonomi Indonesia perlu kita gerakkan. Sejauh ini, Rumah Zakat berupaya UMKM yang sangat terhantam akibat pandemi bisa didampingi dan diberi modal," lanjutnya.
Lembaga filantropi yang mengelola zakat, infak, sedekah, serta dana sosial ini ingin usaha mikro masyarakat tetap bergerak dan menjalankan usahanya. Rumah Zakat meyakini, tulang punggung ekonomi Indonesia adalah UMKM.
Hadir dalam kegiatan konferensi pers ini, perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Guntur Subagja Mahardika. Ia menyebut Covid-19 yang menjangkiti Indonesia memberikan dampak multidimensi, dan kemungkinan besar masyarakat harus hidup berdampingan di masa depan.