Selasa 23 Mar 2021 17:40 WIB

Cerita Sekda Kota Bandung Jalani Terapi Plasma Konvalesen

Sekda Kota Bandung mengaku terapi plasma konvalesen mempengaruhi kondisinya.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menunjukkan vaksin Covid-19 Sinovac sebelum menjalani penyuntikan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Jalan Raya Kopo, Kota Bandung, Kamis (28/1). Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya dan sejumlah tokoh publik bersama sedikitnya 6.911 sumber daya manusia (SDM) di lingkungan kesehatan Kota Bandung yang telah mendapatkan suntikan pertama menjalani penyuntikan vaksin Covid-19 tahap kedua mulai Kamis (28/1). Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menunjukkan vaksin Covid-19 Sinovac sebelum menjalani penyuntikan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Jalan Raya Kopo, Kota Bandung, Kamis (28/1). Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya dan sejumlah tokoh publik bersama sedikitnya 6.911 sumber daya manusia (SDM) di lingkungan kesehatan Kota Bandung yang telah mendapatkan suntikan pertama menjalani penyuntikan vaksin Covid-19 tahap kedua mulai Kamis (28/1). Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna yang merupakan penyintas Covid-19 menceritakan pengalamannya saat terpapar Covid-19 setelah sebelumnya menerima vaksin Covid-19 dua kali. Ia mengaku kesehatannya terus membaik pasca diberikan plasma konvalesen dari penyintas yang lain.

"Dampak plasma konvalesen pengaruh juga karena badan saya terasa ringan, istilahnya pergerakannya lebih ringan," ujarnya di Balai Kota Bandung, Selasa (23/3). Ia mengaku mendapatkan plasma konvalesen pada hari ketiga saat dirawat di rumah sakit.

Ia menuturkan, pada saat terpapar Covid-19 CT-nya sempat menyentuh angka 18. Namun pasca diberi plasma konvalesen dalam satu pekan CT-nya bertambah sebanyak 12. Sejak saat ini kondisi suhu tubuh, tensi, saturasi oksigen dan nadi dalam kondisi yang sangat stabil.

"Suhu tubuh tidak lebih dari 36.5 artinya sangat ideal. Tensi saya 120 paling tinggi 130," katanya.

Ema menuturkan, dampak vaksinasi Covid-19 pun turut berpengaruh selama masa pemulihan. Ia mengatakan, antibodi yang dimilikinya terus mengalami peningkatan meski belum dipastikan diharapkan lebih dari 130.

Saat terpapar Covid-19, ia mengungkapkan, telah menjalani perawatan kurang lebih 14 hari dimana 7 hari dirawat di rumah sakit dan 7 hari isolasi mandiri di rumah dinas. Kegiatan yang dilakukan selama masa pemulihan yaitu beristirahat, olahraga, dan tidur yang cukup.

"Artinya saya sudah tidak berpotensi menularkan tapi saya harus berhati hati masih ada potensi saya tertular. Itu yang harus saya hati-hati," katanya.

Ema mengaku kondisinya saat ini sudah fit dan telah menjalani uji usap dengan hasil negatif. Namun, begitu ia mengaku masih membatasi kegiatan agar tidak berlebihan yang dapat menguras tenaga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement