Selasa 23 Mar 2021 17:56 WIB

Metode Karantina Kesehatan yang Diajarkan Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menegaskan pentingnya karantina kesehatan

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menegaskan pentingnya karantina kesehatan. Ilustrasi karantina
Foto: Antara/Akbar Tado
Rasulullah SAW menegaskan pentingnya karantina kesehatan. Ilustrasi karantina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Islam telah mengajarkan bagaimana cara mencegah datangnya penyakit, termasuk karantina saat epidemi terjadi. Pencegahan dengan karantina adalah cara paling penting untuk membatasi penyebaran penyakit epidemi di zaman sekarang.

Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan dalam sejumlah hadits tentang prinsip-prinsip karantina dengan sangat jelas. Dia mencegah orang memasuki kota yang terkena wabah, dan dia juga mencegah orang-orang meninggalkan kota yang tengah dilanda wabah.

Baca Juga

Bagi yang tetap pergi meninggalkan kota terpapar wabah, maka telah melakukan dosa besar. Sedangkan bagi yang bersabar berada di kota itu, maka diganjar pahala. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Jabir bin Abdullah RA: 

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الفار من الطاعون كالفار من الزحف، والصابر فيه كالصابر في الزحف

"Melarikan diri dari wabah itu seperti melarikan diri dari peperangan, dan orang yang bersabar akan diganjar pahala seperti orang syahid." (HR Ahmad). Dalam hadits yang senada, Rasulullah SAW bersabda: 

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لاَ تُورِدُوا المُمْرِضَ عَلَى المُصِحِّ

"Jangan mencampurkan (unta) yang sakit ke yang sehat." (HR Bukhari dan Muslim)

Pada masa jahiliyah, wabah yang menular dianggap sebagai sesuatu yang terjadi dengan sendirinya. Sehingga, ketika terjadi wabah, mereka tidak melakukan apa-apa. 

Namun, hadits itu menunjukkan pentingnya melakukan tindakan karantina, untuk mencegah penularan. Langkah karantina ini tidak bertentangan dengan prinsip berserah diri atau tawakal kepada Allah SWT.

Ada sebuah hadits yang secara sekilas tampak bertentangan dengan hadits yang memerintahkan untuk melakukan tindakan karantina saat terjadi wabah. Hadits berikut ini seakan-akan wabah terjadi dengan sendirinya sehingga tidak ada yang bisa diperbuat. Rasulullah SAW bersabda: 

لا عدوى ولا طيرة "Tidak ada Adwa' (penyakit menular atau wabah), tidak ada merasa sial (terhadap sesuatu)." (HR Bukhari) 

Imam Nawawi menjelaskan, hadits-hadits di atas sebetulnya saling berkaitan sehingga penting untuk melakukan tindakan terhadap suatu wabah dengan cara-cara yang dapat menyelamatkan nasib diri. 

Menurut Imam Nawawi, kalaupun salah satu hadits dinasikh atau dihapus, itu tidak mungkin. Sebab, kata "adwa'" yang digunakan Nabi Muhammad SAW bersifat jamak. 

Artinya, dari hadits yang menggunakan kata jamak tadi, diambil sebuah contoh yang kemudian dijelaskan hadits lain secara spesifik, dalam hal ini adalah hadits tentang karantina saat terjadi wabah.

Pada hakikatnya, kesehatan adalah salah satu berkah dari Allah SWT untuk umat manusia. Dalam hadits Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: 

عن عبد الله بن عباس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس: الصحة والفراغ "Dua berkah yang sering dilupakan orang adalah kesehatan waktu yang luang." (HR Bukhari)

 

Sumber: islamweb

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement