Selasa 23 Mar 2021 19:20 WIB

Wagub DKI Jelaskan Alasan Kampus Didahulukan Tatap Muka

DKI akan mendahulukan uji coba penerapan pembelajaran tatap muka di kampus.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, kampus akan didahulukan untuk uji coba penerapan pembelajaran tatap muka. Sebab, mahasiswa lebih dewasa sehingga lebih cepat bisa menyesuaikan dengan kondisi protokol kesehatan ketat.

"Dimungkinkan tatap muka dengan protokol kesehatan melalui uji coba di kampus. Uji coba di kampus dulu. Karena mahasiswa lebih senior dan lebih dewasa diharapkan bisa lebih cepat berinteraksi dan menyesuaikan program yang ada," kata Riza di Jakarta, Selasa (23/3).

Baca Juga

Menurut Riza, mahasiswa lebih mudah beradaptasi dan menyesuaikan kondisi pembelajaran yang menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Sementara itu, untuk penerapan pembelajaran tatap muka pada jenjang pendidikan yang lain, politikus Partai Gerindra ini mengatakan kalau Pemprov DKI masih mengkajinya.

Apabila akan diterapkan, Riza memastikan dari SD hingga SMA akan dibuka secara terbatas dan dilakukan secara daring dan tatap muka. Sementara jumlah sekolah yang akan diuji coba saat ini masih berkisar 50 hingga 100.

"Ya mungkin sampai 50-60, paling banyak 100 sekolah yang akan kita ujicobakan dalam dua bulan ke depan," tutur Riza.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah menargetkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka mulai Juli 2021 di seluruh sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) guna menyukseskan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka (offline) adalah dengan menggelar vaksinasi COVID-19 terhadap pendidik dan tenaga pendidik.

"Target kami hingga akhir Juni, vaksinasi COVID-19 bagi lima juta pendidik dan tenaga pendidik selesai, sehingga pada tahun ajaran baru 2021/2022 atau pada minggu kedua dan ketiga Juli pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka," ucap Nadiem.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement