REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ustadz Yusuf Suharto*
Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu memilih Madinah sebagai kota terbersih di dunia.
Tentu kita bersyukur atas penetapan ini, sebagai energi positif tambahan agar umat Islam terus menunjukkan optimisme, dan tidak rendah diri.
Mengingati Madinah, membawa kita pada salah satu imam mazhab empat, yang merupakan guru dari anutan masyarakat Muslim Nusantara, Imam Muhammad ibn Idris as-Syafii (w. 204 H), yaitu Imam Abu Abdillah Malik ibn Anas yang lahir di Madinah pada 95 H, dan wafat pada 179 Hijriyah (795 Masehi).
Kakek Imam Malik berasal dari Yaman, kemudian hijrah dan menetap di Madinah. Imam Malik adalah sosok ulama yang demikian mencintai Madinah, dan seumur hidupnya hampir-hampir tak pernah meninggalkan kota Madinah.
Ulama penulis kitab kodifikasi hadits sahih pertama, al-Muwatha ini berguru kepada lebih 900 ulama, dan 300 di antaranya adalah ulama generasi tabiin.
Tujuh puluh ulama Madinah telah menjadi saksi bahwa murid Rabiah ibn Abi Abdirrahman ar- Ra'y (w. 136 H) ini layak mengeluarkan fatwa. Imam Malik berkata, "Aku tidak mengeluarkan fatwa, hingga tujuh puluh ulama bersaksi bahwa aku memang pantas untuk mengeluarkan fatwa."
Fuqaha (pakar fikih) ahli ra'y dan ahli hadis memberikan pujian dan apresiasi terhadap Imam Malik. Imam Abu Yusuf, murid Imam Abu Hanifah (w 150 H) berkata, "Aku tidak melihat seorang yang lebih alim daripada tiga orang: Malik ibn Anas, Ibn Abi Laila, dan Abu Hanifah." Tak heran beliau disebut sebagai faqih terhebat di tanah Hijaz.
Imam Malik membangun fondasi mazhabnya dengan Alquran, sunnah, ijma, qiyas, mashalih mursalah, dan pengamalan penduduk Madinah.
Para ulama, misalnya Sufyan ibn Uyainah berpendapat bahwa maksud seorang alim di Madinah dalam hadits di bawah ini adalah Malik ibn Anas.
عنْ أبي هُريرةَ رضيَ اللهُ عنهُ عَن النّبِيِّ قالَ : يُوشكُ أنْ يضرِبَ النّاسُ أكبادَ الإبلِ يطْلبونَ العلمَ فلاَ يجِدُونَ أحدًا أعْلم مِنْ عالِم الْمدينةِ
Dari Abi Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: "Hampir tiba suatu masa, orang-orang bepergian dengan cepat dari negeri-negeri yang jauh untuk mencari ilmu, lalu mereka tidak menemukan seorang yang lebih alim daripada seorang alim Madinah." (Sunan at-Tirmidzi, 2604, Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal, 7639).