Rabu 24 Mar 2021 06:37 WIB

PBSI Minta Penjelasan Lebih dari BWF

PBSI akan mencermati aturan protokol kesehatan negara yang akan dikunjungi.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sekjen PB PBSI Jendral polisi Listyo Sigit Prabowo (kiri) menyapa para pebulutangkis All England Indonesia usai mengikuti jumpa pers setibanya dari Inggris di Terminal VVIP Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/3/2021)malam. Tim All England Indonesia kembali ketanah air lebih cepat setelah dipaksa mundur dari kejuaraan All England karena kedapatan satu pesawat dengan penumpang yang positif COVID-19.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Sekjen PB PBSI Jendral polisi Listyo Sigit Prabowo (kiri) menyapa para pebulutangkis All England Indonesia usai mengikuti jumpa pers setibanya dari Inggris di Terminal VVIP Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/3/2021)malam. Tim All England Indonesia kembali ketanah air lebih cepat setelah dipaksa mundur dari kejuaraan All England karena kedapatan satu pesawat dengan penumpang yang positif COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tim Bulu tangkis Indonesia yang dipaksa mundur dari All England 2021 sudah tiba di Tanah Air. Diiringi penyambutan dan dukungan yang besar dari semua pihak, para pejuang ini masih terlihat sedih dan terpukul saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/3).

Sebelum kembali ke Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, sesuai dengan aturan protokol kesehatan yang berlaku di Indonesia, semua orang yang baru datang dari luar negeri diwajibkan melakukan karantina selama lima hari. 

"Mereka saat ini sedang menjalani karantina di Hotel Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat. Ini adalah bagian dari kewajiban menjalankan protokol Kesehatan di tanah air," ujar Kabid Humas dan Media PBSI, Broto Happy Wondomisnowo kepada republika.co.id, Selasa (23/3).

Masalah protokol kesehatan di setiap negara memang berbeda. Itulah yang menyebabkan, pemain Indonesia akhirnya diminta mundur dari ajang turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut. 

Untuk mengantisipasi agar kejadian di All England tidak terulang kembali, PBSI akan mencermati aturan protokol kesehatan ke setiap negara yang akan dikunjungi untuk mengikuti sebuah turnamen.  "Kita tidak ingin kejadian di All England terulang kembali. Jadi sebelum berangkat ke sebuah negara, akan kita cermati betul aturan mengenai protokol kesehatan di sebuah negara. Selain kita juga minta sedetil mungkin penjelasan dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) selaku federasi internasional maupun panitia pelaksana di negara tersebut," kata Broto.

Baca juga : Gugatan di PN Selamatkan Jhoni Allen dari PAW

Saat ini tim lapis dua Indonesia tengah berjuang mengikuti turnamen bulu tangkis Orleans Masters Prancis. Menurut Broto, sejauh kondisi Tim Indonesia tidak ada masalah. "Sejauh ini kondisi Tim Indonesia aman-aman saja. Tetapi saya lihat banyak peserta negara yang mengundurkan diri," kata dia.

Berdasarkan hasil undiam yang dikeluarkan BWF untuk nomor ganda putra yang menggunakan drawing 32, ada delapan pasangan yang mengundurkan diri.

Sementara itu menanggapi kasus All England 2021, Greysia Polii dan Marcus Fernaldi Gideon melayangkan kritik keras kepada BWF.

"Ini adalah suatu pelajaran besar buat kita semua, terutama BWF. Bagaimana sebenarnya tanggung jawab mereka terhadap kami sebagai atletnya dan asetnya untuk lebih diperhatikan lagi, lebih diperlakukan lebih baik lagi. Hal-hal yang seperti ini, kami tidak mau terjadi lagi ke depannya, dan ini bisa jadi awareness buat teman-teman atlet yang lain, bukan hanya atlet Indonesia, tapi seluruh dunia," ungkap Greysia dalam keterangan resmi PBSI.

Menurut dia, BWF harus bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan. Greysia mengatakan, yang paling penting adalah respons pertama BWF itu harus lebih baik lagi.

"Seharusnya mereka bisa menanggapi situasi yang kami alami kemarin itu dengan lebih bijak dalam tindakannya kepada kami. Bukan menelantarkan kami dan membiarkan kami," kata atlet ganda putri andalan Indonesia ini.

Baca juga : Pemerintah Buka Lowongan ASN 2021, Ini Formasi Lengkapnya

Namun, Greysia menegaskan, ia dan seluruh tim tidak melawan BWF tapi mendukung perubahan sistem. "Kami sebagai atlet dan insan bulu tangkis Indonesia itu tidak melawan BWF, tapi kami benar-benar ingin memberikan kritik yang besar. Kritik yang ingin memajukan bulu tangkis dunia. Karena kami sebagai insan bulu tangkis Indonesia ingin mendukung mereka supaya mereka punya sistem yang lebih baik lagi. Jadi ini sebuah pelajaran yang besar bagi BWF," kata Greysia lagi. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement