REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Norwegia akan menghalangi rencana Rolls Royce untuk menjual perusahaan produsen mesin maritim Norwegia ke perusahaan Rusia. Menteri Kehakiman Norwegia menyampaikan kepada parlemen. Alasan pemblokiran itu terkait keamanan nasional.
Pemblokiran kesepakatan tersebut merupakan pukulan bagi Rolls Royce. Sebab, produsen mobil itu tengah bertujuan mengumpulkan 2 miliar poundsetrling atau sekitar 2,76 miliar dolar AS dari pelepasan pada 2020, sebagai bagian rencana pulih dari pandemi.
Berbasis di pantai barat Norwegia dan dimiliki oleh Rolls Royce Inggris selama 20 tahun lebih, Bergen Engine memasok peralatan mesin untuk angkatan laut Norwegia yang merupakan anggota NATO serta industri perkapalan global. Sebelumnya pada 9 Maret lalu, Norwegia mengatakan telah menangguhkan sementara penjualan 150 juta euro atau 178 juta dolar AS kepada TMH Group, sambil menilai implikasi keamanan.
"Kami sekarang memiliki informasi cukup untuk menyimpulkan, perlu mencegah perusahaan dijual kepada kelompok yang dikendalikan negara yang tidak memiliki kerja sama keamanan dengan kami," ujar Menteri Kehakiman Monica Maeland seperti dilansir Reuters, Rabu (24/3).
Hubungan antara Norwegia dan Rusia yang berbagi perbatasan Kutub Utara, berangsur membaik setelah era Perang Dingin sebelum mengalami kemunduran ketika Moskow mengambil Krimea pada 2014.
Hal itu memicu lebih banyak ketegangan di Utara dengan peningkatan militer kedua sisi dan lebih seringnya manuver militer. "Teknologi yang dimiliki Bergen Engines serta mesin yang mereka produksi, akan menjadi kepentingan strategis militer signifikan bagi Rusia dan akan meningkatkan kemampuan militer Rusia," ujar pemerintah Norwegia dalam sebuah pernyataan.
Sementara Rolls Royce mengatakan, pihaknya berencana meminta bantuan Norwegia menemukan opsi lain bagi Bergen. Mereka mencatat, sebanyak 900 lebih pekerjaan di Bergen dapat berisiko.
"Kami tidak berniat mempertahankan bisnis. Kami akan mencari bantuan dari pemerintah Norwegia agar segera menemukan opsi lain yang dapat memberi Bergen Engines dan rakyatnya investasi yang diperlukan bagi masa depan dan Rolls Royce dengan hasil sesuai," kata Rolls Royce dalam sebuah pernyataan.
Mereka menyatakan, tetap berkomitmen pada target pembuangannya. Sedangkan TMH Group mengaku kecewa dengan keputusan Norwegia itu.
"Sepanjang proses transaksi, TMH tetap setransparan mungkin mengenai struktur kepemilikan dan rencana pengembangan bagi Bergen Engines. Selama persiapan TMH untuk transaksi tersebut, tidak ditemukan yang mengindikasikan Keamanan Norwgia berlaku bagi transaksi tersebut," ujar TMH Group.
Kedutaan Rusia di Oslo mengatakan pada 10 Maret lalu, keputusan Norwegia menangguhkan penjualan menunjukkan sentimen anti Rusia dan menjadi perhatian serius. Sementara, Kementerian luar negeri Rusia tidak segera menanggapi komentar.