REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE -- Pusat Pemantauan Pemindahan Internal (IDMC) mengatakan kekerasan telah memicu pengungsian besar-besaran di Kamerun.
Dalam sebuah pernyataan, IDMC mengatakan secara historis, sebagian besar pengungsian terjadi di Wilayah Utara Jauh, wilayah termiskin di negara itu sekaligus yang paling terdampak oleh pemberontakan kelompok teroris Boko Haram.
Tahun lalu, tujuh dari 10 pengungsi internal (IDP) di Kamerun terpaksa mengungsi karena kekerasan di wilayah barat laut dan barat daya.
"Sejak 2017, badan-badan PBB telah memperingatkan akan adanya tragedi di wilayah barat laut dan barat daya," kata Direktur IDMC Alexandra Bilak.
"Laporan soal ribuan pengungsian sejak awal tahun ini dan serangan sekolah yang menyebabkan kematian anak-anak menunjukkan bahwa kekhawatiran ini sudah menjadi kenyataan."
Negara Afrika Tengah itu telah dirundung kekerasan sejak akhir 2016.
Penduduk di wilayah berbahasa Inggris mengatakan mereka telah terpinggirkan oleh pemerintah pusat dan warga yang mayoritas berbahasa Prancis, sehingga mereka menyerukan kemerdekaan atau kembali ke negara bagian federal.