Rabu 24 Mar 2021 14:10 WIB

Wapres: Penanganan TB tidak Boleh Surut Meski Pandemi

Wapres Maruf Amin khawatirkan peningkatan kematian akibat TB di saat pandemi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden RI KH Maruf Amin. Maruf Amin mengakui pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap upaya mengatasi persoalan tuberkulosis (TB) di Indonesia. Wapres menyebut, sumber daya pada saat ini terkuras untuk mengatasi Pandemi Covid-19 yang menyebabkan kapasitas dalam mengatasi TB menjadi jauh berkurang.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Wakil Presiden RI KH Maruf Amin. Maruf Amin mengakui pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap upaya mengatasi persoalan tuberkulosis (TB) di Indonesia. Wapres menyebut, sumber daya pada saat ini terkuras untuk mengatasi Pandemi Covid-19 yang menyebabkan kapasitas dalam mengatasi TB menjadi jauh berkurang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap upaya mengatasi persoalan tuberkulosis (TB) di Indonesia. Wapres menyebut, sumber daya pada saat ini terkuras untuk mengatasi Pandemi Covid-19 yang menyebabkan kapasitas dalam mengatasi TB menjadi jauh berkurang.

Hal ini kata Ma'ruf, berdampak kekekhawatian peningkatan kematian tambahan akibat TB."Karena itu, peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia di tengah-tengah pandemi Covid-19 menjadi sangat penting untuk mengingatkan kita bahwa penanggulangan TB tidak boleh surut sekalipun dalam situasi pandemi Covid-19," kata Ma'ruf dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2021, Rabu (24/3).

Wapres menjelaskan, faktor yang paling terdampak adalah sistem pengumpulan dan pelaporan data kasus TB di berbagai negara, termasuk Indonesia. Laporan WHO tahun 2020, data pelaporan kasus TB di lebih dari 200 negara menunjukkan penurunan yang signifikan.

Bahkan di India, Indonesia dan Filipina dilaporkan mengalami penurunan 25 persen sampai 30 persen antara Januari dan Juni 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Saat ini kata Wapres, Indonesia sendiri merupakan negara dengan beban Tuberkulosis tertinggi ketiga di dunia setelah India dan China. Di Indonesia kasus TB diperkirakan sebanyak 845 ribu kasus dengan angka kematian mencapai 93 ribu kasus. 

Namun, dari kasus tersebut baru 68 persen yang sudah ditemukan dan diobati, sehingga masih terdapat 32 persen yang belum ditemukan dan berpotensi menjadi sumber penularan bagi masyarakat sekitar.

"Karena itu, upaya mengatasi TB dalam kondisi pandemi Covid-19 justru harus semakin ditingkatkan. Sesuai perkiraan WHO, bahwa kematian akibat TB akan bertambah sejumlah 400 ribu di seluruh dunia, atau setiap jam bertambah sekitar 46 orang meninggal, jika kelangsungan layanan TB esensial terganggu selama pandemi Covid-19," kata Ma'ruf.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement