Rabu 24 Mar 2021 17:03 WIB

Jubir Wapres: Jaga Kehati-hatian Buka Sekolah Tatap Muka

Pemerintah masih terus menggodok kebijakan terkait rencana sekolah tatap muka Juli.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kegiatan uji coba belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan di SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). ?Sebanyak 170 sekolah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mulai menggelar uji coba pembelajaran secara tatap muka mulai hari ini hingga 10 April 2021, dari jumlah 232 sekolah yang diusulkan hasil verifikasi dan validasi yang lolos berjumlah 170 sekolah.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Kegiatan uji coba belajar mengajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan di SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3/2021). ?Sebanyak 170 sekolah di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mulai menggelar uji coba pembelajaran secara tatap muka mulai hari ini hingga 10 April 2021, dari jumlah 232 sekolah yang diusulkan hasil verifikasi dan validasi yang lolos berjumlah 170 sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi menekankan prinsip kehati-hatian jika pembelajaran tatap muka (PTM) kembali dibuka. Jubir mengingatkan, sebagaimana arahan Wapres, agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan meskipun telah melaksanakan vaksinasi.

Hal ini menyusul rencana pembukaan sekolah tatap muka setelah Pemerintah menyelesaikan vaksinasi kepada guru.

"Saya kira sekolah tatap muka itu bagus ya dalam kondisi memang terjaga dengan baik, karena sebagaimana kita ketahui kalau orang yang sudah divaksin dua kali pun tetap kalau kita tidak hati-hati, itu juga bisa kena atau positif Covid," kata Masduki saat berbincang dengan media secara virtual, Rabu (24/3).

Karena itu, Masduki berharap niat baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan pembukaan sekolah tatap muka sejalan dengan target di bidang kesehatan. Sebab, Pemerintah melalui program vaksinasi ingin mencapai tercapainya target kekebalan komunitas atau herd immunity sebesar 70 persen populasi atau 182 juta penduduk.

 

Karena itu, pertimbangan pembukaan sekolah tatap muka harus memperhatikan hal tersebut. "Saya kira bagaimana tingkat kehati-hatian harus dijaga sangat baik agar kita tidak percuma untuk menggapai target target pencapaian herd immunity tadi, karena untuk mencapai herd immunity satu tahun itu kan tidak gampang kan, 182 juta itu butuh effort yang luar biasa lah," kata Masduki.

Karena itu, Masduki mengatakan upaya pencapaian herd immunity itu jangan kemudian digagalkan dengan langkah yang justru kontradiktif dan membuka peluang penyebaran virus Covid-19. Karena itu, saat ini Pemerintah masih terus menggodok kebijakan seperti mudik maupun rencana pembukaan sekolah tatap muka.

"Harus hati hati semuanya. itu sebabnya, sampai saat ini Pemerintah mudik saja belum memutuskan boleh atau tidak, akan dibicarakan khusus dalam ratas presiden dan wapres secara bersama. Begitu juga  saya kira itu (sekolah tatap muka), ada tim yang sedang berjalan terus melihat dan mengevaluasi apakah itu dijalankan atau tidak," kata Masduki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement