Kamis 25 Mar 2021 03:45 WIB

Replikasi Program CSR Difablepreneur Pertamina Diapresiasi

Kesetaraan disabilitas merupakan salah satu poin yang tercantum dalam konvensi PBB

 Pemerintah Kabupaten Boyolali memberikan apresiasi kepada program Corporate Social Responsibility (CSR) Difablepreneur yang dijalankan oleh PT Pertamina (Persero).
Foto: Pertamina
Pemerintah Kabupaten Boyolali memberikan apresiasi kepada program Corporate Social Responsibility (CSR) Difablepreneur yang dijalankan oleh PT Pertamina (Persero).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Pemerintah Kabupaten Boyolali memberikan apresiasi kepada program Corporate Social Responsibility (CSR) Difablepreneur yang dijalankan oleh PT Pertamina (Persero). Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Boyolali, M Syawalludin, di sela kegiatan pelatihan jahit kelompok difabel Desa Klewor pada Senin (22/3), di Balai Kecamatan Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah.

“Kesetaraan disabilitas merupakan salah satu poin yang tercantum dalam konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Dengan adanya program CSR dari Pertamina tentunya telah membantu pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut,” ungkap Syawalludin dalam siaran persnya, Rabu (24/3).

Baca Juga

Dia berharap pelatihan yang dijalankan selama 18 hari dapat diikuti dengan sungguh-sungguh oleh 20 peserta difabel dari Desa Klewor. “Semoga nantinya program ini dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk para kaum disabilitas,” ujar Syawalludin.

Sementara itu, Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho di Semarang mengungkapkan program ini merupakan pengembangan dan replikasi dari program Difablepreneur yang sudah dijalankan di Desa Tawangsari sejak tahun 2017.

“Sebanyak 29 orang difabel di desa Tawangsari telah menjalankan usaha batik dan mejadi sumber pendapatan sendiri. Dengan adanya replikasi program ini di Desa Klewor jangkaun program ini menjadi semakin luas dan semakin banyak kaum difabel yang kami berdayakan,” pungkasnya.

Dirinya menerangkan bantuan yang diberikan kali ini berupa pelatihan sekaligus peralatan jahit dan konveksi hingga pelatihan manajemen kelompok, yang bekerjasama dengan perusahaan konveksi PT Pan Brothers dan Forum Komunikasi Difabel Boyolali.

“Dengan adanya kolaborasi ini, nantinya kelompok difabel yang sudah memiliki keterampilan jahit memiliki kesempatan untuk bekerja di perusahaan konveksi seperti PT Pan Brothers maupun mendirikan UMKM sendiri,” tutup Brasto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement