REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) khususnya Korps Lalu Lintas (Korlantas) mulai menerapkan tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di beberapa wilayah di Tanah Air. Penilangan secara konvensional dengan menghentikan pelanggar lalu lintas di tempat mulai ditinggalkan.
Namun, pelanggar lalu lintas pun seperti tidak kehilangan akal untuk mengelebui kamera ETLE. Di antaranya, dengan menutup pelat nomor kendaraannya, agar tidak terekam kamera ETLE. Pihak kepolisian pun mengakui, tidak sedikit pengendara yang mempraktikkan trik tersebut. Tetapi polisi juga memiliki cara untuk mengatasi pengendara nakal itu.
"Sudah ada beberapa masyarakat yang mencoba menutup pelat untuk menghindari kamera dan tetap melakukan pelanggaran. Kami akan melakukan penindakan dengan mengerahkan petugas kami," kata Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo.
Sambodo mengingatkan agar masyarakat tidak mengelabui atau menghindari ETLE. Jika ada pengendara yang mencoba menutup pelat nomor kendaraannya, polisi di lapangan akan mengejarnya.
Karena, meski sudah ada ETLE tapi masih ada petugas kepolisian yang tetap berjaga di beberapa titik di jalanan. Petugas di lapangan itulah yang akan mengejar pelanggar lalu lintas tersebut. "Operator langsung menginformasi kepada petugas di lapangan dan kami kejar," ujar Sambodo.
Sambodo mengeklaim, tilang elektronik dapat menekan angka pelanggaran lalu lintas dan meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas. Untuk di Jakarta sendiri, menurut Sambodo, ETLE sendiri sudah beroperasi sejak 2018 lalu. Namun, baru bergabung dengan ETLE nasional pada saat launching ETLE Nasional pada Selasa (23/3) kemarin.
"ETLE mampu secara signifikan meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas. Sekarang kamera ETLE yang ada di Jakarta, Depok, dan Bekasi, kami bisa melakukan penindakan terhadap kendaraan-kendaraan dari luar kota," ucap Sambodo.
Adapun, jumlah pelanggaran dalam rentan waktu 2019-2020 sekitar 177 ribu lebih. Kemudian pelanggaran terbanyak tidak menggunakan sabuk pengaman dan melanggar lampu merah.
Dia mengatakan, kamera ETLE tersebut mampu memantau setiap pelanggaran. Bahkan, kamera itu dianggap tidak membiarkan satu pun pelanggaran yang tidak terpantau.