REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Banjir Australia menelan nyawa dua pria yang terjebak banjir di dalam mobilnya. Temuan kedua jenazah pria ini merupakan tekanan terkait cuaca buruk dalam beberapa hari terakhir yang menenggelamkan rumah, menghancurkan ternak, dan memutus akses seluruh kota.
Pihak berwenang mencoba menghubungi keluarga seorang warga negara Pakistan yang tubuhnya ditemukan oleh layanan darurat di dalam mobil di bawah air setinggi enam meter di barat laut Sydney. Polisi telah mengidentifikasikan bahwa pria tersebut mengendarai mobil bari pada hari pertama pekerjaan baru dan tidak terbiasa dengan daerah pedesaan.
Inspektur Detektif Polisi New South Wales Chris Laird mengatakan, alasan pria itu tidak bisa keluar dari kendaraan sedang diselidiki. "Bisa jadi listrik mati total dan dia tidak bisa melarikan diri dari mobil yang merupakan tragedi mutlak," kata Laird.
Media melaporkan polisi menemukan jasad pria lain dalam kendaraan terbalik di genangan banjir di negara bagian Queensland. Di sana juga banyak rumah-rumah terendam, ternak hanyut, dan tanaman tergenang air.
Banyak juga warga yang memindahkan anjing, ternak, bahkan emu, menjauh dari air banjir. Di tengah negara yang gersang, air mengalir ke bawah formasi batuan Uluru. Ini dinilai sebagai fenomena langka yang luar biasa unik.
Perdana menteri New South Wales (NSW) negara bagian yang paling parah terkena dampak, Gladys Berejiklian, memperingatkan bahwa permukaan air akan terus naik di beberapa daerah karena bendungan besar meluap dan sungai membengkak. Ribuan orang sedang mengawasi evakuasi.
"Daerah ini akan terus mengalami aliran air yang tidak terlihat dalam 50 tahun dan di beberapa tempat 100 tahun," kata Berejiklian kepada wartawan di Sydney. Dewan Asuransi Australia mengatakan sekitar 17 ribu klaim ganti rugi senilai sekitar 193,32 juta dolar AS telah diajukan hingga Rabu pagi di seluruh New South Wales dan Queensland.