Kamis 25 Mar 2021 10:41 WIB

Bulog Jamin Stok Beras di Jabar Aman Jelang Ramadhan

Saat ini stok di gudang Bulg Jabar mencapai 176.144 ton setara beras.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Friska Yolandha
Rencana pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton harus dikaji ulang. Karena, ketersediaan beras pada gudang-gudang milik Perum Bulog saat ini berlimpah.
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA FOTO
Rencana pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton harus dikaji ulang. Karena, ketersediaan beras pada gudang-gudang milik Perum Bulog saat ini berlimpah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rencana pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton harus dikaji ulang. Karena, ketersediaan beras pada gudang-gudang milik Perum Bulog saat ini berlimpah.

Menurut Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar, Taufan Akib, saat ini, pihaknya mencatat, ketersediaan beras di wilayahnya, hingga 24 Maret 2021 mencapai 176.144 ton setara beras. "Itu terdiri atas stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sekitar 175.418 ton dan beras premium sekitar 726 ton," ujar Taufan Akib, Rabu (24/3) malam.

Baca Juga

Taufan mengatakan, volume itu bisa bertambah karena hingga kini, pihaknya terus melakukan penyerapan. Terlebih saat ini, Jabar segera memasuki masa panen raya.

Wilayahnya mengoperasikan gudang-gudang yang tersebar pada 7 kantor cabang. Secara total, jelas dia, daya tampung sekitar 401 ribu ton.

"Artinya, gudang-gudang kami masih memiliki ruang untuk penyerapan pengadaan sekitar 224.856 ton," katanya.

Soal penyerapan beras hasil petani, menurut Akib, pihaknya terus melakukannya. Agar lebih optimal, ungkapnya, pihaknya memiliki sejumlah jurus.

Di antaranya, kata dia, mengoptimalkan peran Satuan Kerja (Satker) Pengadaan Gabah-Beras (ADA) dan Mitra Kerja Pengadaan, termasuk jaringan beserta Unit Pengolahan. 

Selain itu, kata dia, gencar melakukan sosialisasi, monitoring, koordinasi aktif tentang pengadaan gabah/beras kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, termasuk Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan Mitra Kerja Pengadaan.

"Kami pun meningkatkan peran market intelligence, baik mandiri maupun bekerja sama dengan pihak lainnya. Seperti BPS (Badan Pusat Statistik), Dinas Pertanian Provinsi dan Kota-Kabupaten. Itu untuk memperoleh data harga dan produksi lebih awal di lokasi yang segera, sedang panen, dan telah panen," paparnya

Menurutnya, tak hanya itu saja pihaknya pun melakukan penjajakan kegiatan on farm melalui pola kemitraan. Bahkan, pihaknya berkoordinasi dengan perbankan sebagai upaya menambah pelayanan hari dan jam layanan operasional aktivitas penyerapan.

"Jadi, menjelang Ramadhan, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan beras," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement