REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri dalam negeri (mendagri) Letjen (Purn) Syarwan Hamid tutup usia di rumah sakit Cimahi, Jawa Barat pada Kamis (25/3) dini hari WIB. "Kita turut berduka cita beliau merupakan tokoh reformasi di Kementerian Dalam Negeri," kata Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Bahtiar di Jakarta, Kamis.
Syarwan, menurut Bahtiar merupakan sosok yang memimpin Kemendagri saat transisi Orde Baru ke reformasi. "Tentu kehilangan beliau. Beliau juga bersama Bapak Ryaas Rasyid merintis pemilu daerah, UU 22 tahun 1999 bagaimana sebelumnya sentralistis diubah menjadi sistem desentralisasi, dan itu di masa kepemimpinan Pak Syarwan Hamid semua," kata Bahtiar.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie dalam laman resmi Twitter-nya juga menyampaikan kabar duka berpulang-nya mantan mendagri Syarwan Hamid. "Satu lagi tokoh kita wafat, bapak Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, mantan mendagri, meninggal dunia pukul 03.30 WIB tadi malam. Kita doakan yang terbaik untuk almarhum, semoga husnulkhotimah. Alfatihah," kata Jimly.
Twitter resmi Pusat Penerangan TNI juga menyampaikan belasungkawa. Puspen TNI beserta segenap jajaran turut berduka cita atas wafatnya Letjen (Purn) Syarwan Hamid.
"Kapuspen TNI beserta segenap jajaran Puspen TNI turut berduka cita atas wafatnya Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid (Kapuspen ABRI periode 1993-1995). Semoga pengabdian perjuangan dan amal ibadah almarhum senantiasa diterima Allah SWT," tulis Twitter Pusat Penerangan TNI.
Syarwan juga pernah berkiprah sebagai wakil ketua DPR/MPR RI (1997–1998), Kepala Staf Sosial Politik (Kassospol) ABRI (1996–1997), Asisten Sosial Politik (Asospol) Kassospol ABRI (1995–1996), Kapuspen ABRI (1993–1995), dan Kadispenad (1992–1993).