REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, partainya telah melewati konflik besar yang berujung dualisme setelah reformasi. Namun, konsolidasi berhasil dilakukan dan berujung dibentuknya Mahkamah Partai Golkar.
"Mahkamah partai sebagai lembaga yang netral ini penting dalam setiap partai, karena Mahkamah partai ini juga didirikan setelah terjadi banyak konflik di internal yang dapat menyelesaikan sengketa secara internal," ujar Nurul dalam sebuah diskusi daring yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kamis (25/3).
Lembaga netral tersebutlah yang akan berusaha merangkul pihak-pihak yang berkonflik di internal partai. Mahkamah partai sebagai sosok yang berusaha menciptakan kesolidan dalam internal Partai Golkar dan mencegah kembali terjadinya permasalahan.
"Pentingnya menjaga soliditas internal partai politik dan karena seandainya kita solid di dalam, dari Luar mau goyang-goyang itu susah. Kalau dalamnya rapuh akan menjadi sangat mudah diganggu," ujar Nurul.