Kamis 25 Mar 2021 16:03 WIB

Indonesia Harus Bekerjakeras Peroleh Bonus Demografi Unggul

Bonus ini tidak akan optimal untuk kemajuan bangsa jika tidak berkualitas unggul.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Dok.KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan, tantangan yang dihadapi Indonesia untuk menikmati bonus demografi pada 2030-2040 mendatang. Wapres mengatakan, meskipun saat itu penduduk usia produktif antara 15–64 tahun lebih besar dibandingkan usia tidak produktif

Namun, bonus ini tidak akan optimal untuk kemajuan bangsa jika kelompok usia produktif tersebut tidak berkualitas unggul, termasuk kesehatannya.

"Saya melihat bahwa saat ini kita masih harus bekerja keras untuk mewujudkan SDM yang memiliki kualitas kesehatan yang unggul," kata Ma'ruf dalam Webinar Universitas Indonesia tentang Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Menuju Indonesia Emas tahun 2045, Kamis (25/3).

Wapres menjelaskan, data laporan laporan World Health Statistics 2020 yang diterbitkan oleh WHO, angka kematian ibu melahirkan Indonesia masih 177 per 100 ribu kelahiran hidup. Jumlah ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia yaitu 29, Thailand 37, dan Vietnam 43 per 100 ribu kelahiran hidup.

Selain itu, lanjut Ma'ruf, indikator tingkat kematian balita yang masih 25 per 1.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan Malaysia yaitu 8, Thailand 9, dan Vietnam 21. Begitu pula prevalensi balita stunting Indonesia masih tinggi.

Saat ini, Pemerintah masih terus berusaha menurunkan prevalensi stunting balita dari 27,7 persen pada tahun 2019 menjadi 14 persen pada tahun 2024. "Berbagai prevalensi penyakit seperti TBC dan Malaria, Indonesia juga masih menempati tingkat teratas dibandingkan negara tetangga kita," kata Ma'ruf.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement