Kamis 25 Mar 2021 16:34 WIB

Korban Selamat Sempat Dengar Teriakan Minta Tolong

Fanny kehilangan semua barangnya setelah rumahnya habis terbakar.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Garis polisi terpasang di lokasi kebakaran yang menghanguskan deretan kontrakan di Jalan Pisangan Baru III RT 003 RW 006, Matraman, Jakarta Timur Kamis (25/3). Kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 04.50 WIB yang diduga akibat korsleting listrik. Sebanyak 10 korban tewas dalam kebakaran tersebut. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Garis polisi terpasang di lokasi kebakaran yang menghanguskan deretan kontrakan di Jalan Pisangan Baru III RT 003 RW 006, Matraman, Jakarta Timur Kamis (25/3). Kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 04.50 WIB yang diduga akibat korsleting listrik. Sebanyak 10 korban tewas dalam kebakaran tersebut. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran menghanguskan empat rumah petak di Jalan Pisangan Baru III RT 03/ RW 06 Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3) dini hari. Kebakaran menyebabkan 10 penghuni rumah tewas terbakar. Hanya lima penghuni yang selamat.

Salah satu penghuni yang selamat itu adalah Fanny (28 tahun), suaminya, dan anak perempuannya yang berusia sembilan tahun. Fanny mengatakan, ia berhasil selamat setelah menerobos kobaran api.

Baca Juga

Fanny bercerita, ia awalnya tak mengira rumah kontrakannya dilalap api. Ia memang sempat terbangun ketika mendengar teriakan minta tolong sekitar pukul 04.15 WIB. Fanny menduga itu hanya teriakan dari pertengkaran sepasang suami istri di rumah sebelahnya.

"Dia nggak minta tolong kalau ada kebakaran. Saya juga dengar ada suara orang lari-larian di dalam kamar," kata Fanny bercerita saat mengungsi di rumah ketua RW setempat.

Tak lama berselang, suami Fanny bernama Nanang membuka pintu kamar dan mendapati api sudah berkobar di ruang tamu. Nanang lantas berupaya memadamkan api dengan menyiramkan air. Tapi, api malah semakin membesar.

"Lalu suami saya langsung ngambil anak saya buat diselamatkan. Saya ditinggal tuh. Jarak api sama saya berkisar 30 cm lah atau tiga jengkal tangan," kata Fanny dengan air mata berlinang.

Setelah menyelamatkan sang anak, Nanang kembali lagi ke dalam rumah untuk menyelamatkan Fanny. Ketika itu api sudah sangat besar. Mereka berdua lantas menerobos kobaran api.

Saat hendak mengevakuasi Fanny, Nanang sempat terjatuh. "Saya bilang 'jangan pingsan di sini', lalu suami saya bangun dan saya didorong buat nyelamatin," kata Fanny.

Fanny dan keluarganya berhasil selamat. Fanny hanya mendapat luka bakar di lengan kanan dan kirinya akibat tetesan api dari atap. Fanny menduga api berasal dari sepeda motor di rumah tetangganya.

Fanny kini hanya berharap bantuan datang. Sebab, tak ada satu pun barang-barangnya yang terselamatkan. "Saya juga minta seragam lah buat anak saya. Semua habis terbakar," ujarnya.

Korban kebakaran di Matraman itu adalah Sri Mulyani (50 tahun), Deby (28), Ria (17), Dani (30), Nizan (1,5), Beni (42), Nova (40), Baeva (15), Fani (20), dan Ni Imam.

Semua jenazah yang meninggal dalam kondisi terbakar itu sudah dievakuasi ke RSCM, Jakarta Pusat. Jenazah akan dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Informasi kebakaran yang menghanguskan empat rumah petak itu sampai ke pihak Pemadam Kebakaran Jakarta Timur pukul 04.50 WIB. Sebanyak 14 unit mobil pemadam langsung dikerahkan ke lokasi kejadian.   

Api berhasil dipadamkan pukul 05.50 WIB. Kerugian materi akibat peristiwa ini ditaksir Rp 800 juta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement